Rabu, 11 Mei 2022

9. Biografi Habib Ahmad Baderi bin Tanqir Ghawa Assegaf

 Oleh : H.Hasan Basri

Biografi Sejarah Singkat

Habib Ahmad Baderi bin Tanqir Ghawa  bin Abu Thair Muhammad bin Abu Tha’am Ibrahim Assegaf

Ia adalah seorang yang shaleh,  dan ia seorang yang ta’at yang memelihara iman dan islam, ia amat kenal dengan Tuhannya, ia seorang yang bertanggungjawab kepada keluarganya dan ia selalu berusaha menjalankan syari’at yang diperintahkan Tuhannya secara ketat selama hidupnya, seperti shalat, puasa, zakat dan amaliah-amaliah bathin lainya.


                                    Habib Ahmad Baderi Assegaf

Photo diatas adalah phota sekitar tahun 1963 Masihi ketika Beliau menjabat Camat di Pantai Hambawang Barabai Kab. HST


Profisi Sayyid Ahmad Baderi bin Tanqir Gawa Assegaf

Sayyid Ahmad Baderi bin Tanqir Gawa Assegaf, ia berprofisi atau bekerja sehari-hari sebagai Pegawai Negeri Sipil di lingkungan Kantor pemerintah daerah Kab. Hulu Sungai Tengah Barabai hingga ia purna tugas atau pensiun

Pada satu hari saya berkunjung ke rumah Habib Muhammad Burhan Noor bin Ahmad Baderi Assegaf di Desa Tabihi Kec. Padang Batung, beliau bercerita kepada saya bahwa Pada mulanya saat Instansi Brinub disipilkan yakni tempat Sayyid Ahmad Baderi bekerja berubah menjadi Sipil yakni orang yang bekerja disebut PNS. Ia mutasi ke Kacamatan Kasarangan Kab. Hulu Sungai Tengah Barabai, tetapi ia tinggal di Pantai Hambawang. Kemudian ia mutasi ke Pantai Hambawang, disini ia sempat diangkat sebagai Camat Pantai Hambawang.  kemudian ia mutasi Haruyan selama di Pemda  Hulu Sungai Tengah (HST) ia pernah dipercaya menjabat Camat Haruyan.


Nasab Silsilah Habib Ahmad Baderi bin Tanqir Ghawa Assegaf bersambung ke Rasulullah Saw

سِلْسِلَة نَسب الحبيب اَحْمَدْ بَدْريْ

الْحَبِيْبُ اَحْمَدْ بَدْريْ [وفات ١٩٩٣م] بِنْ  تَنْقِرُ الْغَوَى [وفات ١٩٨٥م] بِنْ اَبًوْ طَيْرٍمُحَمَّدْ [وفات١٣٦١هج] بِنْ اَبًوْ طَعَامٍ اِبْرَاهِيْمَ [وفت١٢٥٢هج] بِنْ اَبُوْ بَكْرٍ الثَّاني [وفات ١٩٠٢م] بِنْ اَحْمَدْ صُحُفٍ [وفات ١٧٩٦م] بِنْ مًحَمَّدْ جَميْلً الدِّيْن [وفات ١١٩٥هج] بِنْ اَبًوْ بَكْرٍ [وفات ١١٧٢هج] بِنْ حَسَنٍ [وَفات ١١٣٣هج] بِنْ هَاشِمٍ [وفات ١٠٧٧ هج] بِنْ مًحَمَّد [وفات ١٠٢٣ هج] بِنْ عًمَرَ الصُّوْفِيِّ [اى عُمَرُ الصَّافِيّ] بِنْ عَبْدُ الرَّحْمن بِنْ مُحَمَّد بِنْ عَلِيٍّ [وَفات ٨٤٠ هج] بِنْ سَيِّدِنَا اَلْاِمَامً الْفَقِّيْه الْمًقّدَّم الثانيّ عَبْدُ الرَّحْمن السَّقَّافُ ٧٣٩-٨١٩هج/ 1١٣٣٨-١٤١٦م] بِنْ سَيِّدِنَا مًحَمَّد مَوْلَى اَلدَّوِيْلَةِ [وفات ٧٦٥ هج] بِنْ سَيِّدِنَا اَلْاِمَامً عَلِيٌّ صَاحِبُ الدَّرْكِ [وفات ٧٠٩ هج/١٢٩٨ بِنْ سَيِّدِنَا اَلْاِمَامً الْفَقِّيْه الْمًقّدَّم مًحَمَّد [٥٧٤-٦٥٣هج/١٢٣٢م] بِنْ سَيِّدِنَا اَلْاِمَامً عَلِيٌّ الوَالِدُ االْفَقِيْهُ [وفات ٥٩٣هج] بن سَيِّدِنَا الامام مًحَمّدْ الصّاحِبُ الْمِرْبَاطُ [وفات ٥٥٦ هج /١١٦١م] بن سَيِّدُنَا اَلْاِمَامُ عَلِيٌّ خَالِعُ قسْمٍ [وفات ٥٧٢ هج/١١٣٣م] بن سيدنا اَلْاِمَامً عَلْوِيْ با عَلَوِيٌّ[وفات ٥١٢ هج/١١١٨م] بِنْ سَيِّدُنَا اَلْاِمَامُ مًحَمّدْ الصَّاحِبُ الصُّمْعَةُ [وفات ٤٤٦ هج/١٠٥٤م] بِنْ سَيِّدُنَا اَلْاِمَامُ عَلْوِيُ الْمُبْتَكِرُ الصَّاحِبُ السٌّمَل عَلَوِيّيْن[وفات ٤٠٠ هج] بِنْ سَيِّدُنَا اَلْاِمَامُ عَبْدُاللهِ [اَىْ عُبَيْدُالله الصَّاحِبُ الْعَرْضِيُّ [٢٩٥-٣٨٥هج/٩٩٣م] بنْ سَيِّدُنَا الْاِمَامُ أَحْمَدُ الْاَبَحُ الْمُهَاجِرُ [٨٢٠-٩٢٤م/٣٤٥هج] بِنْ سَيِّدُنَا الْاِمَامُ عِيْسَى الرُّوْمِيُّ [وفات ٢٧٠ هج/٨٨٣م] بِنْ سَيِّدُنَا الْاِمَامُ مًحَمّدٌ النَّاقِبُ ل[وفات ٢٥٠هج] بنْ سَيِّدُنَا اَلْاِمَامُ عَلِيُّ الْعُرَيْضِيُّ [٧٦٥-٨١٨ م] بِنْ سَيِّدُنَا اَلْاِمَامُ جعفر الصادق [٧٠٢-٧٦٥م] بن سَيِّدُنَا اَلْاِمَامُ مًحَمّدْ الباقر [٦٧٦-٧٣٢ م] بِنْ سَيِّدُنَا اَلْاِمَامُ عَلِيُّ زَينُ الـعـابدين[٦٥٨-٧١٣ م] بن سَيِّدُنَا اَلْاِمَامُ الْحُسَيْنُ [٦٢٥-٦٨٠ مة] بنْ السَّيِّدِةُ فَاطِمَةُ الزَّهْرَاءُ [وفات١١ هج] بِنْتُ مًحَمّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ [وفات١١ هج] بِنْ عَبْدُ الله،   


Sayyid Ahmad Baderi bin Tanqir Ghawa Assegaf Lahir

Ahmad Baderi lahir hari Jum'at, tanggal 8 November 1918 Masihi atau bertepatan dengan 4 Shafar 1337 Hijeriyah di kota Kandangan, Kab. Hulu Sungai Selatan, Kalimantan Selatan.  

Ketika ia menamat SR inilah nama & tanggal lahirnya ada perobahan karenanya SK. Kepangkatan PNS nya berbeda dan tertulis, bahwa bernama "Baderiy" tempat lahir  Kandangan, hari Sabtu, tanggal 25 Agustus 1928 Masihi. Ia adalah orang yang berpendidikan cukup tinggi dimasanya dibandingkan dengan adik-adiknya.

Konon nama “Ahmad” adalah nama yang diberikan oleh anak cucunya dan Bidan Kampung saat memutus (memotong) tali pusatnya waktu ia lahir. Ketika kedua orang tuanya mengadakan tasmiahan (pemberian nama pada anak) sesudah tujuh hari kelahirannya, maka ia diberi nama “Adjun Baderit Sasaran Kembang” oleh orang tuanya, saat itu nama ini dianggap keren. Tetapi orang-orang sekelilingnya dari masa anak-anak hingga dewasa memanggilnya "Baderi" atau "Utuh Ibat" nama itu maknanya “Bulan” maksud tafa'ulnya : Agar kehidupannya bersinar terang seperti rembulan menerangi gelap gulita di malam hari.

Ia adalah salah seorang dzuriat yang ke-15 dari  al Faqih al Muqaddam al Tsani. yakni Habib Ahmad Baderi bin Tanqir Ghawa bin Abu Thair Muhammad bin Abu Tha'am Ibrahim bin Abu Bakar as-Tsani bin Ahmad Suhuf bin Muhammad Djamiluddin bin Abu Bakar bin Hasan bin Hasyim bin Muhammad bin Umar as-Shufy bin Abdurrahman bin Muhammad bin ‘Aly bin Sayyid Abdurrahman Assegaf bergelar al Faqih al Muqaddam al Tsani, ia termasuk dzuriat Nabi Saw yang  hidup di abad ke-19 Masihi.


Habib Ahmad Baderi bin Tanqir Ghawa Assegaf Mendapatkan Pengajaran Agama

Dimasa kecilnya Ahmad Baderi bin Tanqir Ghawa belajar baca Al Qur'an berada di bawah asuhan orang tuanya di Desa Lumpangi, kemudian ia dibawa orang tuanya ke Kandangan, untuk sekolah SR, masa itu Kalimantan belum merdeka.

Habib Ahmad Baderi mendapatkan pengajaran Agama langsung dari : -Siti Khadijah ibunya, -Tanqir Ghawa ayahnya, -Abu Thair Muhammad kakeknya. Dan guru-guru agama disekitarnya. Sejak kecil iapun telah membekali dirinya dengan giat belajar ilmu-ilmu agama kepada orang tuanya, kepada kakeknya dan pamannya dan juga kepada orang lain tentang ilmu fiqih, ilmu akhlak, ilmu tauhid dan ilmu hakekat. Oleh karenanya Dia pandai baca Al-Qur’an dan baca tulis arab Malayu dan Bahasa Indonesia”. 

Nah ketika ia mulai menamat SR inilah tanggal lahirnya ada perobahan (dimudai) atas saran Guru-gurunya, tujuannya untuk memudahkan mencari pekerjaan nantinya. Perobahan tanggal lahirnya itu, ia diserahkan kepada Gurunya agar pihak sekolah menerimanya dan iapun bisa melanjutkan sekolah. Oleh karenanya tanggal lahirnya lebih muda 10 tahun dari asalnya.

Menurut SK. Kepangkatan PNS Beliau, bahwa ia bernama "Baderiy" tempat lahir  Kandangan, hari Sabtu, tanggal 25 Agustus 1928 Masihi. Ia adalah orang yang berpendidikan cukup tinggi dimasanya dibandingkan dengan adik-adiknya. Dimasa itu belum merdeka, belum ada pendidikan SMA di kota Kandangan, Kalsel merdeka dari Belanda 17 Me 1949M.


Masa-masa Remaja Habib Ahmad Baderi bin Tanqirr Ghawa Assegaf dikawinkan diusia dini.

Menurut Folklor ceritra Datu-datu dan nenek kami menyebutkan bahwa  Konon ketika usia Ahmad Baderi antara 17-18 tahun, ia baru tamat SR (Sekolah Rakyat) 6 tahun, ia dijodohkan dan dikawinkan oleh orang tuanya diusia dini dengan seorang perempuan lebih muda darinya. Diawal tahun 1936 ia menikahi seorang perempuan bernama Masmurah (usia 16-17 tahun) binti H. Bustani orang Kandangan Hulu.

Konon Orang tuanya dan keluarga dekatnya takut sekali kalau-kalau Ahmad Baderi mewarisi Bapaknya suka mengembara atau merantau ke Negeri orang. Maka untuk menghilangkan rasa kekhawatiran tersebut, Ia dikawinkan oleh orang tuanya diusia sangat muda dengan usia 18 tahun dimasanya.

Mertuanya H. Bustani (w.1948M) aslinya orang Dayak Lumpangi dan berprofisi (Juragan) pedagang Bambu (Paring). Ia membeli dan mengumpulkannya dari penjual yang berlabuh ke Kandangan. Ia membawa /malabuh lanting dari Kandangan, ke Nagara hingga Kuin Banjarmasin. Dan juga ia pernah ditokohkan orang yang punya pengetahuan yang luas dan menjabat Penghulu di desa Kandangan Hulu sekitar tahun 1920-1947-an. Ia punya 3 anak, salah satu anak perempuan yang cantik rupawan an. Masmurah yang menjadi isterinya. Karena ia memiliki paras cantik rupawan, postur tubuh yang bagus padat berisi dan tinggi kurang lebih 155-160cm lebih maka ia termasuk wanita idaman bagi anak-anak muda dimasanya. Wanita ini dipinang dan dikawini oleh Habib Ahmad Baderi bin Tanqir Ghawa Assegaf pada Januari 1936M /Ahad, 24 Syawwal 1354H yang silam hingga ia  hamil. Maka dalam kurun waktu 9 bulan dan 9 hari, lahirlah seorang anak laki-laki pada tanggal 30-07-1937/Jum’at, 22 Jumadil Awal 1356H yang diberi nama “Muhammad Barsih”.

H

Habib H.Muhammad Barsih 

Perkawinan Habib Ahmad Baderi dan Masmurah, orang tua Muhammad Barsih tidaklah bertahan lama, kurang lebih 3-4 tahun, perkawian mereka bubar, menurut informasi yang saya dapatkan disalah satu pihak bahwa karena ada ikut campur tangan dari pihak ketiga (pada keluarga itu sendiri) dalam membangun dan membina sebuah keluarga.

 

Habib Ahmad Baderi bin Tanqir Ghawa Assegaf melanjutkan pendidikannya ke SMP

Kemudian setelah beberapa tahun Ahmad Baderi menduda, ia melanjutkan pendidikannya ke SMP selama 3 tahun, ketika ia menempuh pendidikan tersebut,  ia kawin lagi dengan perempuan an. Aluh Randah atau Nerandah, asal orang Tabihi Lajar, sumber lain menyebutkan beliau orang Ambarai Kec. Padang Batung, hingga ia menamatkan pendidikan SMP, saat itu biaya hidupnya masih ditanggung orang tuanya.  Ia belum punya penghasilan untuk menghidupi keluarganya, sehingga perkawinannya yang kedua  inipun bubar.


Riwayat pendidikan & Profisi Sayyid Ahmad Baderi bin Tanqir Gawa Assegaf

Pada satu hari saya berkunjung ke rumah Habib Muhammad Burhanuddin bin Ahmad Baderi Assegaf di Desa Tabihi Kec. Padang Batung, beliau bercerita kepada saya bahwa “Pada mulanya ia setelah menamatkan SMP dan memiliki Izaah SMP, Saat itu Kalimantan baru merdeka 17 Mei 1949, sekolah SMA belum ada di Kandangan,  kemudian ia masuk anggota tentara Brimub lewat cabang Kandangan dan ia diterima. Kemudian ia beserta rombongnnya dikirim ke Jawa (Surabaya) untuk mendapatkan pendidikan & pelatihan-pelatihan Keprajuritan disana kurang lebih 3 tahun. Selama pelatihan di Jawa inipun ia beristeri tetapi tidak punya keturunan. Beliau pernah dikirim ke Irian Barat untuk Gelombang yang ke-3, tetapi rombongannya dapat pulang dengan selamat.

Selesai menempuh pendidikan & pelatihan-pelatihan Keprajuritan di Jawa (Surabaya) ia berada disana kurang lebih 3 tahun, Ia dipulangkan dari Jawa (Surabaya) ke Kalimantan, ia bekerja sebagai Brimub mula-mula ditempatkan di Kecamatan Padang Batung, Kab. Hulu Sungai Selatan. Kemudian ditahun itu ia dimutasi ke Nagara sebagai Brimub.

Pada satu hari saya berkunjung ke rumah Habib Muhammad Burhan Noor bin Ahmad Baderi Assegaf di Desa Tabihi Kec. Padang Batung, beliau bercerita kepada saya bahwa Pada mulanya saat Instansi Brinub disipilkan yakni tempat Sayyid Ahmad Baderi bekerja berubah menjadi Sipil yakni orang yang bekerja disebut PNS. Ia mutasi ke Kacamatan Kasarangan Kab. Hulu Sungai Tengah Barabai, tetapi ia tinggal di Pantai Hambawang. Kemudian ia mutasi ke Pantai Hambawang, disini ia sempat diangkat sebagai Camat Pantai Hambawang.  kemudian ia mutasi Haruyan selama di Pemda Hulu Sungai Tengah Barabai, ia pernah dipercaya menjabat Camat Haruyan

 

Habib Ahmad Baderi bin Tanqir Ghawa Assegaf menikahi Gadis Nagara

Tidaklah ia begitu lama  keberadaannya di Nagara sekitar tahun 1953 Masihi Ia mulai berkenalan dengan janda muda cantik & imut an. Maslianoor binti Usman Desa Tumbukan Banyu Nagara

Maslianoor binti Usman Desa Tumbukan Banyu Nagara

Kemudian di awal tahun 1953 tersebut, ia melamar janda muda cantik kelahiran Nagara dan Ahad, 12 Sya'ban 1372H ia mengawininya an. Maslianoor asal Desa Tumbukan Banyu Kec. Daha Selatan Kab. HSS. Setelah kawin Maslianoor, ia ikut bersama suaminya Ahmad Baderi tinggal di Kandangan Hulu. Kabupaten Hulu Sungai Selatan. Menurut penuturan Habib Muhammad Burhan Noor Assegaf anaknya bahwa ibunya setelah kawin dengan ayahnya ia pernah kena guna-guna atau kena santet bekas suaminya. Satu tahun kemudian setelah pernikahannya, tanggal 13 Juli 1955M atau bertepatan dengan hari Rabu, 23 Dzulqa’idah 1374H lahirlah anak pertamanya berjenis kelamin laki-laki diberi nama “Muhammad Burhan Noor”.

Habib  Muhaammad Burhan Noor

Perkawinan Habib Ahmad Baderi dengan Maslianoor binti Usman tersebut dari 1953 – 1993M  (kurang lebih  40 tahun) ia telah dikaruniai  7 orang anak, 3 orang laki-laki dan 4 orang perempuan antara lain :

  1.  Muhammad Burhan Noor
  2. Rumaynoor 
  3. Drs.H.Tajuddin Noor,MM
  4. Syahruddin Noor, lhr.1963M
  5. Nurlianti (Nunur)
  6. Nor Jatunnisa
  7. Nur Izzati Rahmi SH.I (Untung)


Nasehat-naseehat Habib Ahmad Baderi bin Tanqir Ghawa Assegaf kepada Anak Cucunya

Pada satu hari saya berkunjung ke rumah Habib Muhammad Burhan Noor bin Ahmad baderi Assegaf di Desa Tabihi Kec. Padang Batung, beliau bercerita kepada saya bahwa kakeknya Habib Tanqir  Ghawa, sering memberikan nasehat-nasehat yang baik kepadanya,  kepada cucunya. Saat duduk-duduk berkumpul di ruang tamu di Barabai, kata kakeknya “kita ini tiada boleh pemarah (penyarikan) dengan orang lain yang berbuat salah dengan kita atau orang yang dianggap bersalah dengan kita, orang itu mesti kita ma’afkan saja (kita kasiani) mereka, kalau kita marahi orang itu, atau  ada rasa jengkel kita dihati, maka ditakutkan orang itu akan mendapat mudharat (katulahan),  apa kita ini adalah dzuriat nasab Habib yang ada  di Balai Ulin Lumpangi’

Kata Kayi Ahmad Baderi dalam mengomentari ceritera Tanqir Ghawa ayahnya terhadap anaknya Muhammad Burhanuddin bahwa " Kita ini, apa iya haja dzuriat Habib, seperti dengan yang ada di Palantingan Habib Muhdar bin Abdullah, tatapi kita dzuriatnya yang ada di Balai Ulin Lumpangi

 

Sayyid Ahmad Baderi bin Tanqir Gawa Assegaf wafat

Ia wafat dihadiri isteri dan anak-anaknya di desa Rasau Kec. Pandawan Barabai, diusianya yang cukup tua sekitar 75 tahun dan ia dimakamkan berdampinagan dengan ayahnya Habib Tanqir Gawa di Pakuburan Muslimin Desa Matang Ginalon Kec. Pendawan, Barabai, Kab. Hulu Sungai Tengah Barabai Kalimantan Selatan. Hari Senin,  tanggal 6 Shafar 1414H. bertepatan dengan tanggal 26 Juli1993 M.

Kuburan Muslimin Matang Ginalon Barabai

Habib Ahmad Baderi adalah seorang yang shaleh,  dan ia seorang yang ta’at yang memelihara iman dan islam, ia amat kenal dengan Tuhannya, ia seorang yang bertanggungjawab kepada keluarganya dan ia selalu berusaha menjalankan syari’at yang diperintahkan Tuhannya secara ketat selama hidupnya, seperti shalat, puasa, zakat dan amaliah-amaliah bathin lainya.

Isteri Habib Ahmad Baderi an. Maslianoor wafat Senin, 2 Juni 1997M atau bertepatan 26 Muharram 1418H dimakamkan berdampingan Ayah mertuanya Habib Tanqir Ghawa Assegaf.

Kuburan Muslimin Matang Ginalon Barabai

Tidaklah banyak yang Penulis ketahui tentang kehidupan Beliau, sejak Beliau lahir, masa kanak-kanak, masa remajanya, masa tuanya sampai wafatnya. Penulis hanya berharap dan mendo’akan semoga Allah Swt mema’afkan dan mengampuni kesalahannya, kesalahan – kesalahan orang tuanya, kesalahan datuk-neneknya, dan kesalahan – kesalahan orang-orang yang pernah dekat dengannya dan kesalahan – kesalahan dzuriat-dzuratnya hingga akhir zaman, begitu juga semoga Allah Swt mengampuni dosa-dosa kita dan dosa-dosa orang-orang muslimin dan muslimat semuanya. Aamiin Aamiin yaa rabbal aalamiin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

A.Historis dan Nasab Dzuriat Datu Habib Lumpangi

  Oleh H.Hasan Basri,S.Ag bin H.M.Barsih Assegaf NASAB AHLU ALBAIT NABI BESAR MUHAMMAD SAW IBN ABDULLAH IBN ABDUL MUTHALIB DARI KELUARGA A...