Jumat, 13 Mei 2022

6. Biografi Habib Abu Tha'am Ibrahim bin Abu Bakar as-Tsani bin Ahmad Suhuf Assegaf Desa Lumpangi Loksado

 Oleh H.Hasan Baseri bin H.M.Brsih

Biografi Sejarah Singkat Sayyid Abu Tha'am Ibrahin bin Abu Bakar ast-Tsani bin Ahmad Suhuf bin Muhammad Djamiluddin  Assegaf

Makam Abu Tha'am Ibrahin bin Abu Bakar  As-Tsani Assegaf 

Menurut Folklor ceritra Datu-datu dan nenek kami menyebutkan bahwa Ia adalah seorang yang shaleh,  dan ia seorang yang ta’at yang memelihara iman dan islam, ia amat kenal dengan Tuhannya, ia seorang yang bertanggungjawab kepada keluarganya dan ia selalu berusaha menjalankan syari’at yang diperintahkan Tuhannya secara ketat selama hidupnya, seperti shalat, puasa, zakat dan amaliah-amaliah bathin lainya


Silsilah Nasab Sayyid Abu Tha'am Ibrahin bin Abu Bakar ast-Tsani bin Ahmad Suhuf Assegaf bersambung ke Rasulullah Saw

الْحَبِيْب اَبًوْ طَعَامٍ اِبْرَاهِيْمَ بِنْ اَبُوْ بَكْرٍ الثَّاني بِنْ اَحْمَدْ صُحُف  بِنْ مًحَمَّدْ جَميْلً الدِّيْن بِنْ اَبًوْ بَكْرٍ بِنْ حَسَنٍ بِنْ هَاشِمٍ بِنْ مًحَمَّد بِنْ عًمَرَ الصُّوْفِيِّ [عُمَرُ الصَّافِيّ] بِنْ عَبْدُ الرَّحْمن بِنْ مُحَمَّد بِنْ عَلِيٍّ بِنْ اَلْاِمَامً عَبْدُ الرَّحْمن اى وَلِيُّ الله الْفَقِّيْه الْمًقّدَّم الثانيّ السَّقَّافُ بِنْ سَيِّدِنَا مًحَمَّد مَوْلَى اَلدَّوِيْلَةِ بِنْ سَيِّدِنَا عَلِيٌّ صَاحِبُ الدَّرْكِ بِنْ سَيِّدِنَا عَلْوِىْ الْغُيُوْرْ بِنْ سَيِّدِنَا الْفَقِّيْه الْمًقّدَّم مًحَمَّد بِنْ سَيِّدِنَا علي الوالد االفقيه بن سَيِّدِنَا الامام مًحَمّدْ صاحب مرباط بن سَيِّدُنَا اَلْاِمَامُ علي خالع قسم بن سيدنا عَلْوِيْ با عَلَوِيٌّ  بِنْ سَيِّدُنَا اَلْاِمَامُ مًحَمّدْ الصَّاحِبُ الصُّمْعَةُ بِنْ سَيِّدُنَا اَلْاِمَامُ عَلْوِيُ الْمُبْتَكِرُعَلَوِيّيْن بِنْ سَيِّدُنَا اَلْاِمَامُ عَبْدُاللهِ [عُبَيْدُالله الصَّاحِبُ الْعَرْضِيُّ] بنْ سَيِّدُنَا الْاِمَامُ أَحْمَدُ الْاَبَحُ الْمُهَاجِرُ بِنْ سَيِّدُنَا الْاِمَامُ عِيْسَى الرُّوْمِيُّ بِنْ سَيِّدُنَا الْاِمَامُ مًحَمّدٌ النَّاقِبُ بنْ سَيِّدُنَا اَلْاِمَامُ عَلِيُّ الْعُرَيْضِيُّ بِنْ سَيِّدُنَا اَلْاِمَامُ جعفر الصادق بن سَيِّدُنَا اَلْاِمَامُ مًحَمّدْ الباقر بِنْ سَيِّدُنَا اَلْاِمَامُ عَلِيُّ زَينُ الـعـابدين بن سَيِّدُنَا اَلْاِمَامُ الْحُسَيْنُ بنْ السَّيِّدِةُ فَاطِمَةُ الزَّهْرَاءُ بِنْتُ مًحَمّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِنْ عَبْدُ الله


Sayyid Abu Tha'am Ibrahin bin Abu Bakar ast-Tsani bin Ahmad Suhuf Assegaf Lahir

Menurut Folklor ceritra Datu-datu dan nenek kami menyebutkan bahwa Habib Abu Tha’am Ibrahim adalah anak pertama dari pasangan suami isteri Habib Abu Bakar ast-Tsani bin Ahmad Suhuf Assegaf dengan Umi Salamah (Namanya Diang Gunung seorang perempuan Dayak Pegunungan Maratus asal Pantai Dusin Hulu Banyu Loksado), Ibrahim lahir di Desa Lumpangi hari Senin tanggal 9 Rajab tahun 1213 Hijeriah/ 17 Desember tahun 1798 Masihi. Ia adalah intah dari Habib Abu Bakar Bin Hasan Assegaf.

Ia adalah salah seorang dzuriat yang ke-12 dari  al Faqih al Muqaddam al Tsani.  yakni Habib Abu Tha'am Ibrahim bin Abu Bakar as-Tsani bin Ahmad Suhuf bin Muhammad Djamiluddin bin Abu Bakar bin Hasan bin Hasyim bin Muhammad bin Umar as-Shufy bin Abdurrahman bin Muhammad bin ‘Aly bin Sayyid Abdurrahman Assegaf bergelar al Faqih al Muqaddam al Tsani. ia termasuk dzuriat Nabi Saw yang  hidup di abad ke-19 Masihi.

 

Sayyid Abu Tha'am Ibrahin bin Abu Bakar ast-Tsani bin Ahmad Suhuf Assegaf Menerima (Menimba) Ilmu Agama

Menurut Folklor ceritra Datu-datu dan nenek kami menyebutkan bahwa Sayyid Abu Tha'am Ibrahin Assegaf mendapatkan pengajaran Agama langsung dari : -Umi Salamah ibunya, - Abu Bakar ast-Tsani ayahnya, - Ahmad Suhuf kakeknya. Dan guru-guru agama disekitarnya. Sejak kecil iapun telah membekali dirinya dengan giat belajar ilmu-ilmu agama kepada orang yang lebih tua dari nya, kepada pamannya dan juga kepada orang lain tentang ilmu fiqih, ilmu akhlak, ilmu tauhid dan ilmu hakekat. Oleh karenanya ia pandai baca Al-Qur’an dan baca tulis arab Malayu.

Habib Abu Tha’am Ibrahim tumbuh dan besar di desa Lumpangi. Ia adalah seorang anak cerdas dan  shalih yang membanggakan orang tuanya, ia memperoleh pengajaran ttg Islam langsung dari ayah dan kakeknya.

 

Kuniyah Sayyid Abu Tha'am Ibrahin bin Abu Bakar ast-Tsani bin Ahmad Suhuf Assegaf

Namanya adalah “Ibrahim” nama lengkapnya adalah Abu Tha'am Ibrahim bin Abu Bakar ast-Tsani bin Ahmad Suhuf bin Muhammad Djamiluddin bin Abu Bakar bin Hasan Assegaf. “Abu Tha'am" adalah Kuniyah atau Gelar nama kehormatan yang disimatkan pada awal namanya ia adalah orang yang senang sekali makan makanan. Cumilan hingga setiap ia pergi berteman atau pergi kemana saja, ia selalu membawa makanan.  Ibrahim adalah nama asli yang diberikan kedua orang tuanya. Namun orang-orang disekelilingnya, dan teman-temannya memberinya gelar kehormatan “Abu Tha’am”. Hal ini terjadi berkenaan dengan kegemaran masa muda dan hobynya selalu memikirkan makan melulu dan  suka makan-makan (berupa  Nasi ataupun Cimilan), hingga ia menjadi orang yang gemuk, mereka memberinya nama “Bapa yang suka makan” yakni “Abu Tha’am”.

Sayyid Abu Tha'am Ibrahim juga diberi gelar oleh keluarga dekatnya dengan nama "Ambatha'an atau Ambutha'an" artinya "Menanti atau Lambat punya Anak" Yakni Orang yang menanti kelahiran anak atau lambat punya anak. Hampir puluhan tahun lebih mereka hidup suami-isteri tetapi belum dikaruniai anak.

 

Pasar Jum’at Lumpangi yang ramai dikunjungi oleh Para Pedagang dari Kandangan, Kayu Abang, Bamban, Pakuan dan Pedagang lainnya.

Menurut Folklor ceritra Datu-datu dan nenek kami menyebutkan bahwa Diawal abad ke-19 orng-orang Kandangan, Kayu Abang, Bamban, Pakuan mereka telah banyak berdatangan ke desa Lumpangi untuk berniaga, dagangan mereka berupa beras, pakaian, sarung, ikan, iwak kering, iwak pakasam, iwak samu dan lainnya. Mereka para pedagang tersbut berjalan kaki berombongan membawa dagangan mereka dan melewati jalan setapak dari desa Mu’ui barabai terus menuju ke pasar “Jum’at Lumpangi”.

Saat musim panen tiba bahwa orang-orang Lumpangi mencari tenaga upahan menuai (mangatam) padi, maka berdatanganlah orang-orang dari Bamban, Pakuan unuk mengambilupah mengatam, dan mereka datang sambil berniaga menjajakan iwak/ikan. Mereka bisa bertahan 1 atau 2 minggu di desa ini, mereka menjadi buruh memanen padi (mengambil upah mengatam). Salah satu yang datang sambil menjajakan iwak/ikan hasil tangkapan mereka sendiri.yakni  keluarga Diang Tangang. Mereka menjadi buruh memanen padi pada salah satu tokoh penduduk yang memeliki ladang panen padi (pahumaan) yang luas.

Ketika pasar “Jum’at Lumpangi” tiba, Habib lewat di depan orang jualan iwak, matanya tertuju pada salah seorang wanita setengah tua cantik rupawan sedang duduk menanti pembeli jualannya an. orang tua Diang. Habib mendekatinya dan menyapanya, setelah terjadi dialog basa-basi anak muda, iapun memborong ikan/iwak dagangan orang tua Diang tersebut. Setelah transaksi selesai, orang tua Diang bertanya 'Untuk apa nang kau nukar iwak sebanyak ini? jawab Habib :"Ulun cilai handak memberi makan upahan orang yang mengatam diwadah ulun !' Kata orang tua Diang "Umpat pang nang, acil mengatam lawan ikam". Acil sambil bahaluya atau bagaya.

Habib bertanya "Macam apa cil menagkap iwak sebanyak ini?  ada iwak haruan, ada iwak papuyu, ada iwak sapat siam, ada iwak pentet," Kata Penjual, Naah ham sidin batakun kaya apa manangkapnya! Iwak ini Nangai  ditangkap dengan lukah, tampirai, ringgi, lalangit, hancau, jambih, lonta, membanjur  atau  maunjun. Ulun kada suah tahu "Nangkaya apa cil nangaranya Tampirai itu ? tanya Habib. Naah "Tampirai itu Nangai nangkaya ini nah dan ada pupukiannya di tengah-tengahnya, namun sampian rasa panasaran  terhadap alat-alat itu kaina ulun bawa,  sampian bailang ke rumah di  Bamban sana".

 

Sayyid Abu Tha'am Ibrahin bin Abu Bakar as-Tsani bin Ahmad Suhuf Assegaf Menikah dengan Diang Tangang

Menurut Folklor ceritra Datu-datu dan nenek kami menyebutkan bahwa setelah selesai panen raya sekitar tahun 1828 Masihi Habib rihlah (bajalanan) ke Bamban bersama rombongan pedagang  untuk melihat peralatan menangkap ikan dan salajur mencari tantaran unjun paring kala'i. Sesampainya disana, maksudnya dirumah Acil Penjual iwak di Bamban, ia bertemu dan berkenalan dengan seorang dara muda yang bernama Siti Rahmah (Diang Tangang) sedang menumbuk padi dilasung di muka rumahnya anak Acil Penjual iwak. dan Habib langsung jatuh hati kepadanya.

Acil Penjual iwak menjelaskan kepada Habib bahwa “Siti Rahmah anaknya, Dia seorang janda muda yang sudah beranak ditinggalkan mati suaminya dua tahun yang lalu”. Ia banyak punya saudara dan kelurga, ia seorang yang cantik rupawan memikat dan menyejukkan hati kalau dipandang, dipasca musim panen inilah awal perkenalannya dengan Habib, kemudian Diang Tangang dipersunting dan dikawini Habib Ibrahim bin Abu Bakar ast-Tsani.

Diceritakan bahwa "Ketika menginjak dewasa Habib Ibrahim menikah dengan seorang wanita shalihah an. Siti Rahmah (Diang Tangang) tahun 1828M atau Ahad, 14 Jumadil Awal 1228H. Dan Perkawinan itu punya anak / keturunan tunggal an. Muhammad dan ia lahir tahun 1829 Masihi.kemudian ia ditinggal mati oleh isterinya.

 

Masa Remaja Sayyid Abu Tha'am Ibrahin dan Kedua Adiknya bin Abu Bakar ast-Tsani bin Ahmad Suhuf Assegaf

Abu Tha'am Ibrahim Assegaf, Ia adalah salah seorang yang tidak suka merantau-mengembara ke Negeri orang, ia takut perutnya sering kosong kalau berada di Negeri orang. Tidak seperti kedua adik laki-lakinya Habib Abdullathif dan 'Aly Abdullah (Datu Tayau) gemar merantau-mengembara ke Negeri orang. Keduanya telah mengembara ke Pulau Emas (Pulau Sumatera) menuju gunung Kerinci, konon di kaki gunung inilah keduanya mengadu nasif, mendulang emas. Pada lokasi pendulangan Emas, tersebut dijaga oleh sekelumpuk Harimau. Tepatnya pada desa Kersik Tuo Kec. Kayu Aro. Disana ada Pos Penjagaan TNKS (Taman Nasional Kernci Sabjat). Tepatnya sekarang perbatasan Kabupaten Gadang dengan Kabupaten Kerinci, Provinsi Jambi, sungainya yang besar dan lebar terkenal dengan nama sunagi Batanghari.

Diceritakan Abdullathif adalah anak kedua dari Habib Abu Bakar ast-Tsani bin Ahmad Suhuf, Tetapi banyak juga orang-orang memanggilnya gelar “Abu 'Aly” Ketika  "Abdullathif" atau Abu 'Aly sudah dewasa, ia menikah dan punya anak laki-laki an. Habib Aliadam, Abdul Karim dan Abdullah,  (yang makam Habib Aliadam sekarang beralamat Desa Cantung Kec. Kelumpang Pulau Laut (Kotabaru), kemudian Abu Aly ditnggalkan isterinya wafat, ia sangat bersedih hati yang mendalam, dalam kesedihannya itu adiknya mengajaknya dan membawanya ke Pulau Emas merantau-mengembara ke Negeri orang.

Dimasanya Sayyid Abu Tha'am Ibrahim telah terjadi Banjir besar, air sunami yang sangat mencekam, dan banyak menelan korban. Balai Pantai Dusin Hulu Banyu bekas tinggal ibunya dan sebagian keluarganya telah hanyut dibawa air bah. Di Lumpangi disamping rumahnya air bah itu, mampu membelah dua arus, hingga terjadi Erosi (Erosi merupakan proses terkikisnya lapisan permukaan tanah yang disebabkan oleh pergerakan air, angin, es, dan gravitasi serta berlangsung secara alamiah). Erosi membuat sungai baru. Sehingga adanya peristiwa itu halaman Masjid yang dulunya sungai,  telah berubah menjadi pantai.

Sebagai akibat dari peristiwa banjir besar itu ikan-ikan sungai banyak yang mati terkapar. Sebagian ada yang berkata menurut Datu-Nenek kami bahari bahwa "Warna air ba'ah itu putih seperti susu kehitam-hitaman dan sangat kalat  rasanya, seperti bercampur belirang atau bau batu bara sehingga mata iwak-iwak atau ikan -ikan tak bisa melihat atau kabur, maka banyak ikan-ikan yang naik ke tepi sungai untuk menyelamatkan diri dan akhirnya mati terkapar, akibat matanya tidak dapat meliat lagi dalam air karena pengaruh kalatnya air ba'ah itu.


Dzurriat Keturunan Sayyid Abu Tha'am Ibrahin bin Abu Bakar as-Tsani bin Ahmad Suhuf Assegaf

Lihat Denah pada Makam Kubah Habaib  :



Konon diceriterakan bahwa Habib ini menikah lagi dengan dengan Diang Bulan wanita shalihah. dan berkat usaha dan ikhtiar mereka untuk punya anak, akhirnya Penikahan ini membuahkan beberapa orang anak keturunan yang sangat lama dinantikannya.

Anak pertama mereka lahir an. Syarifah Khadijah. Penikahan Habib membuahkan keturunan  anak yang shalih dan shalihah antara lain :

1.Habib Abu Tha’am Muhammad beranak an.Tanqir Ghawa

2.Habib …………………. 1.Usup (Supiyan) beranak Pa Jala,beranak an.Jalaluddin 

                                            muara lumpangi

                                          2.Datu Pandai Besi, beranak Muhammad

3.Habib H.Mastur punya anak antara lain.  1 .Ismail (Julak Iing) dan

                                          2.Hambali beranak an.Mas’ud (Uut)  dan Anto sepupu 

                                              kayi Tanqir Ghawa

Ketika  "Abdullathif" atau Abu 'Aly) berada di Negeri orang, Aliadam anaknya ikut bersama kakak tertuanya yakni Sayyid Abu Tha'am Ibrahim. Dimasanya anak kemenakannya an.Habib Ali Adam ikut berbersamanya tinggal di desa Lumpangi, kemudian Ia membagi kampung Balai Ulin menjadi 4 bagian. Masing-masing menerima 1 bagian tanah dari ke-3 anaknya dan anak kemenakannya satu bagian.


Sayyid Abu Tha'am Ibrahin bin Abu Bakar bin Ahmad Suhuf Assegaf Wafat


Makam Abu Tha'am Ibrahin bin Abu Bakar bin Ahmad Suhuf Assegaf

Sebahagian orang ada berkata bahwa Sayyid Abu Tha'am Ibrahin Assegaf, ia mulai sakit-sakitan  yang sangat serius diusia 45 tahun dan akhirnya ia wafat Jum'at, 5 Rajab 1252 H bertepatan 7 November 1834M. Ia dikebumikan di kampong Balai Ulin Desa Lumpangi.

Tidaklah banyak yang Penulis ketahui tentang tokoh Sayyid Abu Tha'am Ibrahim bin Abu Bakar bin Ahmad Suhuf bin Muhammad Djamiluddin  bin Abu Bakar bin Hasan Assegaf ini, waku Beliau masa kanak-kanak, masa remajanya, masa tuanya sampai ajalnya.

Penulis hanya berharap dan mendo’akan semoga Allah Swt mema’afkan dan mengampuni kesalahannya, kesalahan – kesalahan orang tuanya, kesalahan datuk-neneknya, dan kesalahan – kesalahan orang-orang yang pernah dekat dengannya dan kesalahan-kesalahan dzuriat-dzuratnya hingga akhir zaman, begitu juga semoga Allah Swt mengampuni dan mema'afkan kesalahan-kesalahan/ dosa-dosa kita dan dosa-dosa orang-orang muslimin dan muslimat semuanya. Aamiin Aamiin yaa rabbal aalamiin Allahumma Aamiin aamiin ya rabbal aalamiin.





Tidak ada komentar:

Posting Komentar

A.Historis dan Nasab Dzuriat Datu Habib Lumpangi

  Oleh H.Hasan Basri,S.Ag bin H.M.Barsih Assegaf NASAB AHLU ALBAIT NABI BESAR MUHAMMAD SAW IBN ABDULLAH IBN ABDUL MUTHALIB DARI KELUARGA A...