Ditulis ulang diberi penjelasan dengan dalilnya : H.Hasan Baseri bin H.Mhammad Baesih bin Ahmad Baderi bin Tanqir Ghaawa bin Muhammad bin Ibahim bin Abu bin Ahmad Shuhuf bin Muhammad Djamaluddin bin Bakar Abu Bakar Assegaf
اَلْاَوَّلُ صَلَاةُ الْجَنَازَة
SHALAT JANAZAH BAGI MAIT
Berkata ayahanda KH.
Zarkasi Ansor dalam buku Risalahnya “Penyelenggaraan Janazah (Mait)” halaman 27
bahwa Mait ditelentangkan, kalau laki-laki kepalanya arah dikiri, Imam berdiri
dipihak bahunya (mait), kalau perempuan kepala maitah arah dikanan, Imam
berdiri dipihak pinggulnya (maitah). Kalau mait berada dalam peti, tutup
petinya tetapi jangan dipaku, kecuali
kalau dishalatkan di dalam Masjid.”
Keadaan Imam berdiri ketika
pelaksanaan shalat Janazah, telah berkata Al Ula’u bin Jiyad (اَلْعَلَاءُ بْنُ زِيَادٍ) Anas ketika menshalatkan
Janazah Abdullah bin Umar, ia berdiri dipihak kepalanya (bahu mait) dan ketika
ia menshalatkan Adduhqan (الدُّهْقَانْ) seorang perempuan Anshar,
ia berdiri dipihak pinggulnya, Kemudian Anas bin Malik ditanya :
يَا اَبَا حَمْزَةَ (اَنَسٌ ابْنُ مَالِكٍ) هكَذَا كَانَ
رَسُوْل اللهِ (ص) يُصَلِّيْ عَلَى الْجَنَازَةِ كَصَلَاتِكَ يُكَبِّرُ عَلَيْهَا
اَرْبَعًا وَيَقُوْمُ عِنْدَ رَاْسِ الرَّجُلِ وَعَجِيْزَةِ الْمَرْاَةِ ؟ قَالَ
نَعَمْ. رواه ابو داود
Hai Bapak Hamzah (Anas bin
Malik) apakah demikian Rasulullah Saw shalat janazah seperti shalat
engkau, bertakbir atas shalat janazah
itu sebanyak 4 kali, dan Imam berdiri dipihak kepalanya (bahu) bagi mait
laki-laki, dan berdiri dipihak pinggulnya bila mait perempuan ? Jawab Anas “Ya,
begitula (Rasulullah) HR. Sunan Abi Daud jld 2 hal 85.
Kitab Subulus Salam jilid 2 hal 102 (سُبُلُ
السَّلِامِ) menjelaskan bahwa :
عَنِ الشَافِعى اَنَّهُ يَقِفُ حِذَاءَ رَاْسِ الرَّجُلِ
وَعِنْدَ عَجِيْزَتِهَا لِمَا اَخْرَجَهُ اَبُوْ دَاوُدَ وَالتِّرْمِذِيُ مِنْ
حَدِيْثِ أنَسٍ : اَنَّهُ صَلَّى عَلَى الرَّجُلِ فَقَامَ عِنْدَ رَاْسِهِ وَ صَلَّى
عَلَى الْمَرْاَةِ فَقَامَ عِنْدَ عَجِيْزَتِهَا
Imam
Asy-Syafi’I mengamalkan dengan mengambil hadis Anas bin Malik yang dikeluarkan
oleh Abu Daud dan At Tirmidzi bahwasanya ia menshalatkan janazah laki-laki
berdiri dipihak kepalanya (bahunya) dan menshalatkan janazah perempuan ia berdiri dipihak pinggulnya,
Di dalam kitab shahih Muslim (صحيح
مسلم) jilid 2 halaman 664 dikatakan bahwa :
عَنْ سَمْرَةَ بْنِ جُنْدَبَ قَالَ صَلَّيْتُ وَرَاءَ
النَبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَلَى امْرَاَةٍ مَاتَتْ فِى
نِفَاسِهَا فَقَامَ وَسَطَهَا (متفق عليه)
وَسَطُهَا اى حِذَاءُ وَسَطِهَا. قَالَ النَّوَاوي :
السنَّةُ اَنْ يَقِفَ الْاِمَامِ عِنْدَ عَجِيْزَةِ الْمَيِّتَةِ,
Hadis riwayat dari Samrah bin Jundab, telah berkata
ia, : “Aku ikut menshalatkan janazah di
belakang Rasulullah Saw atas seorang wanita (Ummu Kaab) yang telah meninggal
dunia disuatu tempat. Nabi Saw berdiri ditengah-tengahnya (maitah) :HR
Bukhari-Muslim.
Maksud ditengah-tengahnya yaitu “Dipihak pinggulnya”.
Berkata Imam An Nawawi : Sunnat bagi
Imam shalat berdiri dipihak pinggulnya pada mait perempuan.
Keterangan : Jumlah jama’ah shalat janazah dan Jumlah
shaf yang harus dibuat.
A, Jumlah jama’ah shalat janazah
Selanjutnya ayahanda KH.
Zarkasi Ansor dalam buku Risalahnya “Penyelenggaraan Janazah (Mait)” Beliau berkata bahwa “Hendaknya menshalatkan janazah
(mait) itu minimal empat puluh orang laki-laki atau seratus orang” muslim yang
sudah baligh, akan tetapi jumlah itu tidaklah wajib, hal demikian tetapi
melihat situasi dan kondisinya. Imam Muslim meriwayatkan dua hadis sebagai
berikut :
وَعَنْ اِبْنِ عَبَّاسٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهَمَا قَالَ
سَمِعْتُ رَسُوْل اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُوْلُ : مَا مِنْ
رَجُلٍ مُسْلِمٍ يَمُوْتُ فَيَقُوْمُ عَلَي جَنَازَتِهِ اَرْبَعُوْنَ رَجُلًا لَا يَشْرِكُوْنَ بِاللهِ شَيْئًا اِلَّا
شُفَّعَهُمُ اللهُ فِيْهِ. رواه مسلم
Dari Ibnu Abbas RA berkata,
aku dengan Rasulullah Saw bersabda : “Tiada ada dari pada seseorang laki-laki
muslim yang meninggal dunia, maka berdiri (menshalatkan) atas janazahnya oleh
empat puluh laki-laki (hal keadaan laki-laki
itu) tiada mensyarikatkan dengan Allah akan sesuatu malainkan memberi syafa’at
oleh Allah pada janazah itu (dengan sebab :
وَعَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهَا قَالَتْ قَالَ
رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَا مِنْ مَيِّتٍ يُصَلِّى
عَلَيْهِ اُمَّةٌ مِنَ الْمُسْلِمِيْنَ يَبْلِغُوْنَ مِائَةً كُلُّهُمْ يَشْفَعُوْنَ
لَهُ اِلَّا شُفِّعُوْا فِيْهِ. رواه مسلم (رياض الصالحين 411)
Artinya : Dari Aisyah RA
telah berkata, telah bersabda Rasulullah Saw : “Tiada ada dari pada mait
laki-laki yang dishalatkan atas mait itu
dari kaum muslimin yang sudah baligh sebanyak 100 orang, setiap dari mereka memberikan syafa’at bagi mait itu, malainkan
diberikan oleh mereka syafa’at pada mait.
B. Jumlah shaf yang harus dibuat.
Adapun
Jumlah shaf yang harus dibuat ketika melaksanakan shalat janazah, ayahanda KH.
Zarkasi Ansor berkata bahwa : “Sunat dibikin shaf menyembahyangkan orang mati itu (menshalatkan mait), tiga shaf
paling sedikitnya.”
Imam
Abu Daud dan Imam Tirmidzi telah meriwayatkan hadis Rasulullah Saw :
وَعَنْ مَرْثَدَ بنِ عَبْدِالله اليُّزَنِيِّ
قَالَ : مَالِكٌ اِبْنُ هُبَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ : اِذَا صَلَّى
عَلَى الْجَنَازَةِ فَتَقَالَ النَّاسَ عَلَيْهَا جَزَّاهُمْ ثَلَاثَةَ اَجْزَاءٍ
ثُمَّ قَالَ : قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : مَنْ
صَلَّى عَلَيْهِ ثَلَاثَةُ صُفُوْفٍ فَقَدْ اَوْجَبَتْ (رياض الصالحين
411)
Berkata Marsad bin Abdullah al Yajani, Shahabat Nabi Saw
yang bernama Malik bin Hubairah RA : “Ketika ia menshalatkan atas janazah,
orang-orang ketika itu membenci (mencela perbuatan) mait itu, Lantas Malik membagi jama’ah
(shalat) janazah itu 3 shaf, Kemudian ia berkata kepada jama’ah : Rasulullah
Saw telah bersabda :
مَنْ
صَلَّى عَلَيْهِ ثَلَاثَةُ صُفُوْفٍ فَقَدْ اَوْجَبَت ”
Barangsiapa menshalatkan atas janazah 3 shaf maka
sungguh baginya (mait mendapat sorga)
C. RUKUN SHALAT JANAZAH
ADA 7 PERKARA
1. Niat
اَللهُ اَكْبَرُ |
لِلَّهِ تَعَالَى |
اِمَامًا = مَؤْمُوْمًا |
اَرْبَعَ تَكْبِرَاتٍ |
عَلَى هذَا الْمَيِّتِ |
اُصَلِّيْ
فَرْضَ الْكِفَايَةِ |
اَرْبَعَ
تَكْبِرَاتٍ |
عَلَى هذَا الْمَيِّتِ |
Mait lk. dewasa |
|||
Sda |
Sda |
Sda |
Sda |
عَلَى هذِه الْمَيِّتَةِ |
Mait pr dewasa |
Sda |
Sda |
Sda |
Sda |
عَلَى
هذَا الْمَيِّتِ الطِّفْلِ |
Mait
anak laki 2 |
Sda |
Sda |
Sda |
Sda |
عَلَى هذِه الْمَيِّتَةِ الطِّفْلَةِ |
Mait anak wanita |
2. Empat
Kali Takbir
3. Berdiri
betul
4. Membaca
Al Fatihah sesudah takbir pertama
اَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ
الرَّجِيْمِ, بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْمِ, اَلْحَمْدُ لِلّهِ رَبِّ
العَالَمِيْنَ, الرَّحْمنِ الرَّحِيْمِ, مَلِكِ يَوْمِ الدِّيْنِ, اِيَّاكَ نَعْبُدُ
وَ اِيَّاكَ نَسْتَعِيْنُ, اِهْدِنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيْنَ, صِرَاطَ
الَّذِيْنَ اَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ غَيْرِ الْمَغْضُوْبِ عَلَيْهِمْ وَلَا الضَّالِّيْنَ, آمِيْنَ !
5. Membaca
Shalawat sesudah takbir Kedua
6. Membaca
Do’a sesudah takbir Ketiga
7. Mengucap
Salam pertama
Do’a sesudah takbir Ketiga
:
اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لَهُ وَارْحَمْهُ وَعَافِهِ وَاعْفُ
عَنْهُ Untuk Laki-laki=
اَللَّهُمَّ
اغْفِرْ لَهَا وَارْحَمْهَا وَعَافِهَا وَاعْفُ عَنْهَا Untuk Wanita=
اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لَهُ وَارْحَمْهُ وَعَافِهِ وَاعْفُ
عَنْهُ وَاَكْرِمْ نُزُلَهُ, وَوَسِّعْ مَدْخَلَهُ, وَاغْسِلْهُ بالْمَاءِ
الثَّلْجِ وَالْبَرَدِ, وَنَقِّهِ مِنَ الْخَطَايَا كَمَا نَقَّيْتَ الثَّوْبَ
الْاَبْيَضِ مِنَ الدَّنَسِ, وَاَبْدِلْهُ دَارًا خَيْرًا مِنْ دَارِهِ, وَاَهْلًا
خَيْرًا مِنْ اَهْلِهِ, وَزَوْجًا خَيْرًا مِنْ زَوْجِهِ, وَاَدْخِلْهُ الْجَنَّةَ
وَاَعِذْهُ مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ وَ مِنْ عَذَابِ النَّارِ.
Ayahanda KH. Zarkasi Ansor berkata bahwa : “Kalua
kanak-kanak tambahi membaca do’a ini :
اَللَّهُمَّ اجْعَلْهُ فَرَطًا لِاَبَوَيْهِمَا سَلَقًا
وَذُخْرًا وَعِظَمَةً وَاعْتِبَارًا وَشَفِيْعًا وَثَقِّلْ بِهِ مَوَازِيْنَهُمَا وَاَفْرِغِ
الصًّبْرَ عَلَى قُلُوْبهِمَا وَلَا تَحْرِمْهُمَا اَجْرَهُ وَلَا تَفْتِنْهُمَا
بَعْدَهُ وَ اغْفِرْ لَنَا وَلَهُمَا وَلِجَمِيْعِ الْمُسْلِمِيْنَ
Kemudian Takbir
yang ke Empat, sunnat membaca do’a :
اَللَّهُمَّ لَا تَحْرِمْنَا اَجْرَهُ وَلَا تَفْتِنَّا
بَعْدَهُ وَ اغْفِرْ لَنَا وَلَهُ وَلِاِخْوَانِنَا الَّذِيْنَ سَبَقُوْنَا
بِالْاِيْمَانِ وَلَا تَجْعَلْ فِى قُلُوْبنَا غِلًّا لِلَّذِيْنَ آمَنُوْا
رَبَّنَا اِنَّكَ رَؤُوْفٌ رَحِيْمٌ.
قَالَ اَبُوْ عَلِيٍّ اِبْنُ اَبِيْ هُرَيْرَةَ مِنْ
اَصْحَابِنَا : كَانَ الْمُتَقَدِّمُوْنَ يَقُوْلُوْنَ فِى الرَّابِعَةِ : رَبَّنَا اتِنَا فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى الْاخِرَةِ
حَسَنَةً وّقِنَا عَذَابَ النَّارِ,
SALAM PADA SHALAT JANAZAH
Ucapan salam berbunyi : اَلسَّلَامُ
عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ sesudah
baca do’a di takbir ke empat pada shalat janazah adalah Mu’tamat (pendapat
terkuat) tidak ditambah kalimat : وًبَرَكَاتُهُ
yaitu mengucap salam kekanan dan salam ke kiri berbunyi : اَلسَّلَامُ عَلَيْكُمْ
وَرَحْمَةُ اللهِ
Diantara alasan-alasanya :
1. Menurut
Kitab Fiqih Al Bajuri (الْبَجُوْرِى)
Jili I halaman 158
2. لَفْظْ السلام: اَلسَّلَامُ عَلَيْكُمْ
وَرَحْمَةُ اللهِ, وَلَا يُنْدَبُ هنَا عَلَى الْمُعْتَمَدِ وَكَذَا فِى صَلَاةِ
الْجَنَازَةِ عَلَى الْمُعْتَمَدِ اَيْضًا
3. Menurut
Kitab Fiqih Nihayatut Zein (نِهَايَةُ الزِّيْنِ)
halaman 73
لَفْظْ السلام: اَلسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ,
وَلَا تُسَنُّ زِيَادَةٌ وًبَرَكَاتُهُ عَلَى الْمُعْتَمَدِ
4. Menurut
Kitab Fiqih Farukunan Besar Abdurrahman berbunyi :
اَلسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ
dia
tidak menyebutkan kata tambahan pada salam pada shalat Janazah yakni : وًبَرَكَاتُهُ
5. Menurut
Kitab Fiqih Al Azdkar (اَلْاَذْكَارُ)karangan
Imam Nawawi halaman 145.
وَاِذَا فَرَغَ مِنَ التَّكْبِرَاتِ وَاَذْكَارِهَا سَلَّمَ
تَسْلِيْمَيْنِ كَسَائِرِ الصَّلَوَاتِ.
وَاعْلَمْ اَنَّ اَلْاَكْمَلَ فِى السَّلَامِ اَنْ يَقُوْلَ عَنْ يَمِيْنِهِ "اَلسَّلَامُ
عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ" وَعَنْ يُسَارِهِ "اَلسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ" لَا
يُسْتَحَبُّ اَنْ يَقُوْلَ مَعَهُ وًبَرَكَاتُهُ, لأنَّهُ خِلَافُ الْمَشْهُوْرِ
عَنْ رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ. وَاِنْ كَانَ قَدْ جَاءَ
فِى رِوَايَةٍ لِاَبِيْ دَاوُدَ,
Menurut
Sunan Abu Daud Jilid I halaman 238 Salam shalat dan shalat Janazah ditambah
dengan kata wabarakatuh.
1. Berikut
hadis Nabi Saw riwayat Al Qamah :
عَنْ عَلْقَمَةَ بنِ وَائِلٍ وَعَنْ اَبِيْهِ قَالَ :
صَلَّيْتُ مَعَ النََبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَكَانَ يُسَلَّمُ عَنْ يَمِيْنِهِ
"اَلسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وًبَرَكَاتُهُ " وَعَنْ
شِمَالِهِ "اَلسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ
اللهِ وًبَرَكَاتُهُ "
2. Menurut
Kitab Fiqih I’anah Thalibin (اِعَانَةُ
الطَّالِبِيْنَ) Jilid I halaman 177 salam pada shalat
Janazah ditambahi kata “Wabarakatuh” yaitu :
اَلسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وًبَرَكَاتُهُ.
وًبَرَكَاتُهُ اى فَلَا يُقْرَنُ كُلٌّ مِنَ
الْتَّسْلِيْمَيْنِ بِهَا, وَقَوْلُهُ عَلَى الْمَنْقُوْلِ فِى غَيْرِ
صَلَاةِالْجَنَازَةِ اى امَا فِيْهَا فَتُسَنَّ زِيَادَتُهُ كتب سم مانصه قَوْلُهُ
اِلَّا فِى الْجَنَازَةِ كَذَا قِيْلَ وَيُؤْخَذُ مِنْ قَوْلِ الْمُصَنِّفِ فِى
الْجَنَازَةِ كَغَيْرِهَا عَدَمُ زِيَادَةِ وًبَرَكَاتُهُ فِيْهَا,
3.
Menurut Kitab
Farukunan Besar Karangan H.Abdurrasyid al Banjari halaman 19, harus pada shalat
Janazah sahaja dimambahi dengan kalimat “Wabarakatuh” yaitu ketika salam ke
kanan dan salam ke kiri.
“اَلسَّلَامُ
عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وًبَرَكَاتُهُ”
Keterangan :
Kalau mait itu jauh, yang tidak dapat mendatanginya atau
dalam negeri jua tetapi tidak dapat mendatanginya, karena sakit, maka boleh
shalat ghaib.
اُصَلِّى فَرْضَ الْكِفَايَةِ عَلَى الْمَيِّتِ
الْغَائِبِ .... بن .... اَرْبَعَ
تَكْبِيْرَاتٍ لِلهِ تَعَالَى
Kushalatkan
fardu kifayah atas mait yang ghaib ……. Bin/binti ………empat takbir karena Allah
Ta’ala.
Dan
seterusnya ……….
Dibolehkan
shalat mait yang sudah dikuburkan, sekalipun sudah lama, asal sewaktu mait itu
meninggal, yang mensalatkan itu sudah balig. _____
Apabila
mait itu sudah disalatkan, kemudian dibawa kesebuah negeri akar dikuburkan
disana, kemudian akan disalatkan pula, sebaiknya dikuburkan dahulu, baru
disalatkan dikubur. Andaikata mait itu bernajis
boleh disalatkan karena jadi suci berhubung/terhubung dengan tanah.
Kalau tidak dikuburkan mait bernajis, tidak sah disalatkan. Kalau dibasuh
memperlambat mait dikuburkan, padahal disuruh menyegerakan menguburkan mait.
Terima
dari ayahda KH. Zarkasi Ansor, Jum’at, 10 Desember 1993M Jam 01.15 wita di
Rumah Ds. Kr. Jawa Muka. Buku Risalah ttg Penyelenggaraan Janazah. Yang Beliau baru selesai tulis dengan tangan sendiri ttg,
28 November 1993M. Beliau wafat 1996M, kemudian Senin, 1 Juni 2020 aku tulis
ulang dan aku beri penjelasan dengan dalilnya :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar