Rabu, 20 April 2022

10. Biografi Habib H Muhammad Barsih bin Ahmad Baderi Assegaf

Oleh : H. Hasan Baseri, S. Ag 

 Biografi  Sejarah Singkat

Habib H Muhammad Barsih bin Ahmad Baderi bin Tanqir Ghawa bin Abu Thair Muhammad  Assegaf

“Muhammad Barsih”. adalah seorang yang shaleh,  dan ia seorang yang ta’at yang memelihara iman dan islam, ia amat kenal dengan Tuhannya, ia seorang yang bertanggungjawab kepada keluarganya dan ia selalu berusaha menjalankan syari’at yang diperintahkan Tuhannya secara ketat selama hidupnya, seperti shalat, puasa, zakat dan amaliah-amaliah bathin lainya

   
                      Habib Muhammad Barsih Assegaf  (Photo th 1975M)




1. Nasab Silsilah Habib H.Muhammad Barsih bin Ahmad Baderi bin Tanqir Ghawa Assegaf bersambung ke Rasulullah Saw

  الْحَبِيْب مًحَمَّدْ بَرْسِيْه بِنْ اَحْمَدْ بَدْريْ بِنْ  تَنْقِرُ الْغَوَى بِنْ تَنْقِرُ الْغَوَى بِنْ اَبًوْ طَيْرٍمُحَمَّدْ بِنْ اَبًوْ طَعَامٍ اِبْرَاهِيْمَ بِنْ اَبُوْ بَكْرٍ الثَّاني بِنْ اَحْمَدْ صُحُف  بِنْ مًحَمَّدْ جَميْلً الدِّيْن بِنْ اَبًوْ بَكْرٍ بِنْ حَسَنٍ بِنْ هَاشِمٍ بِنْ مًحَمَّد بِنْ عًمَرَ الصُّوْفِيِّ [عُمَرُ الصَّافِيّ] بِنْ عَبْدُ الرَّحْمن بِنْ مُحَمَّد بِنْ عَلِيٍّ بِنْ اَلْاِمَامً عَبْدُ الرَّحْمن اى وَلِيُّ الله الْفَقِّيْه الْمًقّدَّم الثانيّ السَّقَّافُ بِنْ سَيِّدِنَا مًحَمَّد مَوْلَى اَلدَّوِيْلَةِ بِنْ سَيِّدِنَا عَلِيٌّ صَاحِبُ الدَّرْكِ بِنْ سَيِّدِنَا عَلْوِىْ الْغُيُوْرْ بِنْ سَيِّدِنَا الْفَقِّيْه الْمًقّدَّم مًحَمَّد بِنْ سَيِّدِنَا علي الوالد االفقيه بن سَيِّدِنَا الامام مًحَمّدْ صاحب مرباط بن سَيِّدُنَا اَلْاِمَامُ علي خالع قسم بن سيدنا عَلْوِيْ با عَلَوِيٌّ  بِنْ سَيِّدُنَا اَلْاِمَامُ مًحَمّدْ الصَّاحِبُ الصُّمْعَةُ بِنْ سَيِّدُنَا اَلْاِمَامُ عَلْوِيُ الْمُبْتَكِرُعَلَوِيّيْن بِنْ سَيِّدُنَا اَلْاِمَامُ عَبْدُاللهِ [عُبَيْدُالله الصَّاحِبُ الْعَرْضِيُّ] بنْ سَيِّدُنَا الْاِمَامُ أَحْمَدُ الْاَبَحُ الْمُهَاجِرُ بِنْ سَيِّدُنَا الْاِمَامُ عِيْسَى الرُّوْمِيُّ بِنْ سَيِّدُنَا الْاِمَامُ مًحَمّدٌ النَّاقِبُ بنْ سَيِّدُنَا اَلْاِمَامُ عَلِيُّ الْعُرَيْضِيُّ بِنْ سَيِّدُنَا اَلْاِمَامُ جعفر الصادق بن سَيِّدُنَا اَلْاِمَامُ مًحَمّدْ الباقر بِنْ سَيِّدُنَا اَلْاِمَامُ عَلِيُّ زَينُ الـعـابدين بن سَيِّدُنَا اَلْاِمَامُ الْحُسَيْنُ بنْ السَّيِّدِةُ فَاطِمَةُ الزَّهْرَاءُ بِنْتُ مًحَمّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِنْ عَبْدُ الله


2. Habib Muhammad Barsih bin Ahmad Baderi bin Tanqir Ghawa Assegaf Lahir dan Masa Anak-anak

Habib H. Muhammad Barsih lahir di Kandangan, hari Jum'at, 30 Juli 1937 Masihi sekitar Jam 06 pagi atau bertepatan dengan 22 Jumadil Awal 1356 Hijeriyah kota Kandangan, Kab. Hulu Sungai Selatan, Prov. Kalimantan Selatan.

Muhammad Barsih adalah anak pertama dan ia juga anak tunggal & anak semata wayang dari pasangan suami-isteri Habib Ahmad Baderi bin Tanqir Ghawa Assegaf dengan Masmurah binti H. Bustani dari pernikahan mereka diusia didini. Isteri H. Bustani bernama Mardiah (Diah). Tetapi Muhammad Barsih dari masa kanak-kanak, masa remaja hingga dewasa, handai tolan dan orang-orang disekitarnya memanggilnya "Barsih". ketika ia bekerja atau bertugas dipemerintahan dibidang kesehatan masyarakat maka orang-orang disekitarnya menggelarinya "Mantri Suntik" Ia termasuk duriat Sayyid Abu Bakar Lumpangi yang ke-8 yang ber FAM Ash-Shafy dari keluarga Aal -ALSAQQAF,


3. Habib Muhammad Barsih bin Ahmad Baderi Assegaf mendapatkan Pengajaran Agama

Habib Muhammad Barsih mendapatkan pengajaran Agama langsung dari : -Masmurah ibunya, -Ahmad Baderi ayahnya, - H. Bustani dan Tanqir Ghawa kedua kakeknya. Dan guru-guru agama disekitarnya. Sejak kecil hingga  remaja iapun telah membekali dirinya dengan giat belajar ilmu-ilmu agama kepada orang tuanya, kepada kakeknya dan pamannya dan juga kepada orang lain tentang ilmu fiqih, ilmu akhlak, ilmu tauhid dan ilmu hakekat. Oleh karenanya Dia pandai baca Al-Qur’an dan Bahasa Indonesia”


4. Riwayat pendidikan & Profisi Habib Muhammad Barsih bin Ahmad Baderi bin Tanqir Gawa Assegaf

Dimasa kecil hingga remajanya Muhammad Barsih bin Ahmad Baderi Assegaf berada di bawah asuhan orang tuanya dan kedua kakeknya di Kandangan, ia giat belajar untuk sekolah, setelah menamatkan sekolah SR  6 tahun dan SMP 3 tahun kemudian ia mengikuti pelatihan tenaga MEDIS bidang Kesehatan selama 1 tahun di Kandangan.

Pada mulanya ia setelah menamatkan selesai pelatihan tenaga MEDIS bidang Kesehatan selama 1 tahun di Kandangan, Muhammad Barsih berprofi sebagai Mantri suntik dan sunat yang ditugaskan diwilayah Kec. Loksado : Harantan-Lumpangi ada Balai Kesehatan, di desa Tarbelimbing ada Balai Kesehatan Tarbelimbingm hingga Loksado ada Balai Kesehatan (sekarang namanya Puskesmas) Loksado.


5. Sekilas kisah tentang Keluarga H. Bustani kakek Habib H.Muhammad Barsih bin Ahmad Baderi Assegaf

Kayi H.Bustani, Kayi Sarman dan Masnah (Mama Masni jagau) adalah 3 orang bersaudara. Mereka salah satu dzuriah Datu Lumpangi dzuriat yang keenam tetapi dari pihak perempuan. Dulu mereka memiliki tanah yang tidak jauh dari lokasi makam kubah Datu Lumpangi di lokasi yang berbeda. Tanah Kayi Sarman berseberangan dengan kubah, ia berprofisi Pandai besi (menitik parang) sedangkan dulu tanah H, Bustani masih menyatu dengan tanah kampung Balai Ulin, tetapi akibat banjir besar, sungai yang berada muka Balai Ulin membelah dua. Tanah H. Bustani menjadi pulau /murung terjadi dihilir kubah. Ia berprofisi pedagang dan juga ia pernah ditokohkan menjabat Penghulu di desa Kandangan Hulu, disekitar tahun 1920-1947-an.

Menurut ibu saya Hj. Masitah binti Salamat (umur 83 thn),  yang saya wawancarai dirumah Beliau di jalan  Alfalah Kandangan mengatakan, ia dari ucapan Mardiah isteri Kayi H. Bustani bahwa Kayi H. Bustani ayahnya “Majeri” atau kakeknya “Dina” meninggal dunia ketika Habib Muhammad Barsih berusia sekiar 10 tahun  lebih duduk di klas 3 SD

H. Bustani w.1947 Masihi dan Ia kawin dengan perempuan an. Datung Diah (Mardiah) dan punya 2 anak perempuan yang cantik rupawan an. Masmurah dan Basnah. Ketika dewasa Masmurah karena memiliki paras cantik rupawan, postur tubuh yang bagus padat berisi dan tinggi kurang lebih 160cm maka ia termasuk wanita idaman bagi anak-anak muda dimasanya. Ia menikah dengan Habib dan tanggal 30-07-1937Masih, Masmurah melahirkan seorang bayi laki-laki yang diberinama “Muhammad Barsih”. atau Jum'at, 22 Jumadil Awal 1356H. Ia lahir di Kandangan sekitar 09.00 pagi. Satu tahun kemudian Datung Diah ibunya Masmurah juga melahirkan seorang anak laki-laki diberinama “Majeri”.

 .

6.Sekilas perkawinan Habib Ahmad Baderi bin Tanqir Ghawa Assegaf dengan Masmurah binti H. Bustani diusia didini.

Menurut Folklor ceritra Datu-datu dan nenek kami menyebutkan bahwa  Konon ketika usia Ahmad Baderi antara 17-18 tahun, ia baru tamat SR (Sekolah Rakyat) 6 tahun, ia dikawinkan oleh orang tuanya dengan seorang perempuan lebih muda darinya. Diawal tahun 1936 Masihi ia menikahi seorang perempuan bernama Masmurah (usia 16-17 tahun) binti H. Bustani orang Kandangan Hulu.

Mertuanya H. Bustani (w.1947M) aslinya orang Dayak Islam Lumpangi dan berprofisi (Juragan bambu) pedagang Paring. Ia membeli dan mengumpulkannya dari penjual yang berlabuh ke Kandangan. Ia membawa /malabuh lanting dari Kandangan, ke Nagara hingga Kuin Banjarmasin.

Dan juga ia ditokohkan masyarakat Kandangan Hulu sebagai orang yang punya pengetahuan agama Islam yang luas dan ia menjabat Penghulu di desa Kandangan Hulu sekitar tahun 1920-1947-an. Ia punya 3 anak, salah satu anak perempuan yang cantik rupawan an. Masmurah yang menjadi isteri Habib Ahmad Baderi. Karena ia memiliki paras cantik rupawan, rambu ikal mayang, postur tubuh yang bagus padat berisi dan tinggi kurang lebih 155-160cm lebih maka ia termasuk wanita idaman bagi anak-anak muda dimasanya. Wanita ini dipinang dan dikawini oleh Habib Ahmad Baderi bin Tanqir Ghawa Assegaf pada Januari 1936M /Ahad, 24 Syawwal 1354H yang silam hingga ia  hamil. Maka dalam kurun waktu 9 bulan dan 9 hari, lahirlah seorang anak laki-laki pada tanggal 30-07-1937/Jum’at, 22 Jumadil Awal 1356H yang diberi nama “Muhammad Barsih”.

Perkawinan Habib Ahmad Baderi dan Masmurah, orang tua Muhammad Barsih tidaklah bertahan lama, kurang lebih 3-4 tahun, perkawian mereka bubar, menurut informasi yang saya dapatkan disalah satu pihak bahwa karena ada ikut campur tangan dari pihak ketiga (pada keluarga itu sendiri) dalam membangun dan membina sebuah keluarga.


7. Masa Remaja Habib Muhammad Barsih bin Ahmad Baderi Assegaf dan Pertemuan &  perkenalannya dengan  Masitah binti Salamat Gadis Dara Kayu Abang

Konon ketika usia Habib Muhammad Barsih 23 tahun, ia  dikawinkan oleh orang tuanya dengan perempuan bernama Masitah binti Salamat seorang gadis dara desa Kayu Abang.

Pertemuan pertama Muhammad Barsih dengan Masitah, diawali pandangan pertamanya ketika bersamaan ingin naik mobil taxi puar saat itu, ditaxian mobil Padang Batung. ketika  mobil akan berangkat menuju kota Kandangan. Ketika itu Masitah dan keluarganya dari Paniungan desa Lokbahan menuju Desa Kayu Abang sedangkan Habib dari Lumpangi menuju kota Kandangan

Perkenalan kedua Muhammad Barsih dengan Masitah, ketika ia tolak maunjun (mamncing) iwak Papuyu ke Panggang Hijau Desa Kayu Abang, Tak sengaja dan tak terbayang saat itu Masitah sedang menumbuk padi di muka rumahnya. saat itu Masitah seorang janda muda yang belum disentuh oleh mantan suaminya dan belum datang haid, ia cantik rupawan memikat hati yang dipersunting Habib. Kemudian Muhammad Barsih melamar dan menikah sekitar awal tahun 1960M dengan seorang wanita an. Masitah binti Salamat asal desa Kayu Abang, Kec. Angkinang. sedangkan Salamat ayahnya asal orang Pakuan Kec. Telaga Langsat.

Hj. Masitah binti Salamat asal Desa Kayu Abang, lahir di Kayu Abang tanggal 01-01-1940 Masihi, sekarang di tahun 2022 Masihi Beliau masih sehat wal 'afiat, ia tinggal bersama anaknya disekitar anaknya yang lain. Semoga Beliau diberikan Iman-Islam yang bertambah - tambah dan juga diberikan kesehatan. Aamiin Aamiin Allahumma Aamiin.

8. Anak Keturunan Habib H.Muhammad Barsih bin Ahmad Baderi bin Tanqir Ghawa bin Abu Thair Muhammad Assegaf

Kedua dari pasangan suami-isteri Habib H. Muhammad Barsih dengan Hj. Masitah binti Salamat. Pasangan ini dikaruniai 9 orang anak, 6 orang anak laki-laki dan 3 orang anak perempuan. Dari 9 anak yang dimaksud dengan nama  : 

  1. Habib Basuni (Meninggal saat kecil), 
  2. Habib Baseraninoor  perjaan swasta, 
  3. Habib H.Hasan Baseri,S.Ag perjaan PNS, 
  4. Habib H.Muhammad Nurdin Efendi  perjaan PNS Guru (w. th.2012M), 
  5. Syarifah Taniyah (Nia Kurnia)  perjaan Wiraswasta, 
  6. Syarifah Maimunah (Meninggal saat kecil), 
  7. Habib Dzulkifli Lubis perjaan swasta, 
  8. Syarifah Hj. Nursinah,S.Pd   perjaan PNS Guru (w.th.2014M), 
  9. Habib  Muhammad Ariatim (Arya Nurhadi,S.Pd)  perjaan PNS Guru

 
















9. Seorang Ulama Ada yang diberi Ilmu Pengenalan terhadap dzurriat Nabi Muhammad Saw tanpa melihat silsilahnya 

Ketika Muhammad Ariatim/ Arya Norhadi adik saya bersilaturrahmi kepada saya,  dia berceritera kepada saya bahwa “ketika tahun 1996 terjadi perkenalan siswa baru dengan guru an. KH. Marzuki menantu KH. Abu Hurairah bin KH. Muhammad Aini di sekolah Takhasus Darul Ulum Pandai Kandangan kelas 1 Aliyah. Atim Arya Norhadi, kata guru KH. Marzuki ; kau siapa nama. jawab saya Arya Norhadi asal Kandangan Hulu 2, lalu beliau melihat sepintas ke wajah saya, lalu guru berkata ; kau habibkah jawab ulun kada tahu, abah ulun asal orang Lumpangi. Ketika jam pulang beliau berpesan lagi kayina cari'i silsilah nasabmu.“ Setelah itu hampir 26 tahun baru ingat pesan gurunya KH. Marzuki, ternyata silsilahnya ketemu dan ada. Jadi ilmu pengenalan dzuriat Nabi saw ini memang ada dan ada do'anya walaupun dzuriat silsilah nasabnya itu mastur.

اِلْحَبِيْب مًحَمَّدْ اَرْيَاتِمْ بِنْ مًحَمَّدْ بَرْسِيْه بِنْ اَحْمَدْ بَدْريْ بِنْ  تَنْقِرُ الْغَوَى بِنْ مُحَمَّدْ اي اَبًوْ طَيْرٍ بِنْ اِبْرَاهِيْمَ اي اَبًوْ طَعَامٍ بِنْ اَبُوْ بَكْرٍ بِنْ اَحْمَدْ صُحُفٍ بِنْ مًحَمَّدْ جَمَالً الدِّيْن بِنْ اَبًوْ بَكْرٍ بِنْ حَسَنٍ بِنْ هَاشِمٍ بِنْ مًحَمَّد بِنْ عًمَرَ الصُّوْفِيِّ بِنْ عَبْدُ الرَّحْمن بِنْ مُحَمَّد بِنْ عَلِيٍّ بِنْ اَلْاِمَامً عَبْدُ الرَّحْمن اى وَلِيُّ الله الْفَقِّيْه الْمًقّدَّم الثانيّ السَّقَّافُ


10. Ketika Lumpangi masih jalan setapak dibawah tahun 1990, sebelum pemekaran desa dan kecamatan, Desa Lumpangi menjadi wilayah Kecamatan Padang Batung Kabupaten Hulu Sungai Selatan. 

Dulu Lumpangi adalah sebuah desa yang terisolasi, desa yang jauh dari pusat keramainan kota, bersih udaranya dan sangat sejuk, air sungai yang bening,  desaku terpencil yang sangat sedikit penduduknya. Disaat malam hari cuacanya sangat dingin… Lumpangi nama desaku. dan tempat lahirku dan tempat lahir datuk-nenekku, ia tempat tinggalku, dan tempat ayahku dan datuk-nenekku di makamkan

Untuk sampai ke desa Lumpangi seseorang harus jalan kaki dari Taxian mobil Pagat Batu (Batu Bini). Waktu itu jenis mobi taxi yang sampai  ke Batu Bini ini adalah mobil jenis Jep dan mobil Puar. Kedua jenis mobil inilah yang taxi pulang-pergi (PP) Kandangan – Pagat. Batu. 

Nah dari Pagat  Batu inilah jalan kaki menuju desa Lumpangi kurang lebih 6 jam memakan waktu lama kalau berjalan normal melewati tepi sungai Kali Amandit. Ada beberapa desa yang dilewati (sebagai terminal pejalan kaki untuk istirahat  minum  dan makan di warung pada desa-desa tersebut) antara lain desa-desa yang dilalui desa Bulanang,  desa Muara Hariang (Periangan), desa Halunuk, desa Basawar, desa Muara Bayumbung, desa Harantan (Panggungan) desa Marikit dan kampung  Datar Tandui terus sampai Desa Lumpangi.

Tetapi Desa Lumpangi sekitar tahun 1991-1995 jalan tembus Kandangan ke Batulicin baru dibuat, dengan adanya  akses jalan tersebut maka sepeda motor dan mobil bisa masuk dengan mudah ke desa Lumpangi.. Jalan tembus ini sangat berpengaruh banyak terhadap perekonomian masyarakat desa Lumpangi khususnya. Kemudian terjalilah pemekaran desa dan kecamatan, maka Desa Lumpangi menjadi Kecamatan Loksado.

Tidaklah banyak yang Penulis ketahui tentang kehidupan Bapak, sejak lahir sampai wafatnya. Penulis hanya berharap semoga Allah Swt mema’afkan dan mengampuni kesalahan Bapak, kesalahan – kesalahan kedua orang tua dia, kesalahan datuk-nenek dia, dan kesalahan – kesalahan orang-orang yang pernah dekat dengannya dan juga kesalahan – kesalahan dzuriat-dzurat dari anak-cucunya hingga akhir zaman begitu juga semoga Allah Swt mengampuni dosa-dosa kita dan orang-orang muslimin dan muslimat. Aamiin ! Aamiin Allahumma Aamiin. 

Ia adalah salah seorang dzuriat yang ke-15 dari  al Faqih al Muqaddam al Tsani.  yakni Habib Ahmad Baderi bin Tanqir Ghawa bin Abu Thair Muhammad bin Abu Tha'am Ibrahim bin Abu Bakar as-Tsani bin Ahmad Suhuf bin Muhammad Djamiluddin bin Abu Bakar bin Hasan bin Hasyim bin Muhammad bin Umar as-Shufy bin Abdurrahman bin Muhammad bin ‘Aly bin Sayyid Abdurrahman Assegaf bergelar al Faqih al Muqaddam al Tsani. ia termasuk dzuriat Nabi Saw yang  hidup di abad ke-19 Masihi.

Nah ketika ia mulai menamat SR inilah tanggal lahirnya ada perobahan (Ijazah SR dimudai) atas saran Guru-gurunya, tujuannya untuk memudahkan mencari pekerjaan nantinya. Perobahan tanggal lahirnya itu, ia diserahkan kepada Gurunya agar pihak sekolah menerimanya dan iapun bisa melanjutkan sekolah. Oleh karenanya tanggal lahirnya lebih muda 10 tahun dari asalnya. 


11. Habib Muhammad Barsih bin Ahmad Baderi bin Tanqir Ghawa bin Abu Thair Muhammad Assegaf Wafat 

Muhammad Barsih Ia berprofi Pegewai Negeri Sipil (PNS ia bertugas sebagai Mantri suntik yang ditugaskan di Lumpangi hingga Loksado. Sekitar  tahun 1975 an ia punya isteri kedua yang janda an. Sarimpay asal kampung Lambuk Hulu Banyu. Kala itu kami anak-anak Baliau tinggal di Lumpangi tidak jauh dari makam Habib Abu Bakar Assegaf hanya di halat Sungai Kali Amandit.

Dulu Lumpangi adalah sebuah desa yang terisolasi, desa yang jauh dari pusat keramainan kota, bersih udaranya dan sangat sejuk, air sungai yang bening,  desaku terpencil yang sangat sedikit penduduknya. Disaat malam hari cuacanya sangat dingin… Lumpangi nama desaku. dan tempat tingglku, dan tempat ayahku di makamkan.

Habib Muhammad Barsih Assegaf wafat jam 09.00 pagi kena serangan jantung, Rabu.02 May 1978M/24 Jumadil Awwal 1398H di Hulu Banyu Balai Puskesmas Desa Datar Balimbing, mayatnya dibawa labuh dihari itu dengan rakit bambu ke Desa Lumpangi dan  dimakamkan hari Kamis, 03 May 1978M di ds. Lumpangi...

Pada waktu itu kami baru naik kelas IV SDN Melati Ria Jambu Hilir Kandangan, dengan kepala Sekolahnya Bapak H.Ramsan dan Guru lainnya Ibu Darmi, Ibu Hj.Astaniah bapak Ruslan. Kami tinggal bersama Datuk Perempuan yang bernama Diah isteri  H.Bustani Alm saat sekolah SD di SDN Melati Ria Jambu Hilir Kandangan tsb. Waktu itu kecil itu kami berusaha sendiri jadi buruh lepas, misalnya mengangkut Buluh atau Paring, mengikat riing Paring, mejajakan Is Mambu dan menjajakan Roti Pisang dan lainnya untuk ongkos sekolah.

Tidaklah banyak yang Penulis ketahui tentang kehidupan Habib H.Muhammad Barsih bin Ahmad Baderi Assegaf, sejak ia lahir sampai wafatnya. Penulis hanya berharap semoga Allah Swt mema’afkannya dan mengampuni kesalahannya, kesalahan – kesalahan kedua orang tuanya, kesalahan datuk-neneknya, dan kesalahan – kesalahan orang-orang yang pernah dekat dengannya dan juga kesalahan – kesalahan dzuriat-dzurat dari anak-cucunya hingga akhir zaman begitu juga semoga Allah Swt mengampuni dosa-dosa kita dan orang-orang muslimin dan muslimat. Aamiin ! Aamiin Allahumma Aamiin.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar

A.Historis dan Nasab Dzuriat Datu Habib Lumpangi

  Oleh H.Hasan Basri,S.Ag bin H.M.Barsih Assegaf NASAB AHLU ALBAIT NABI BESAR MUHAMMAD SAW IBN ABDULLAH IBN ABDUL MUTHALIB DARI KELUARGA A...