Oleh : H. Hasan Baseri, S. Ag
Biografi Sejarah Singkat
Habib H Muhammad Barsih bin Ahmad Baderi bin Tanqir Ghawa bin Abu Thair Muhammad Assegaf
“Muhammad Barsih”. adalah seorang yang shaleh, dan ia seorang yang
ta’at yang memelihara iman dan islam, ia amat kenal dengan Tuhannya, ia seorang
yang bertanggungjawab kepada keluarganya dan ia selalu berusaha menjalankan
syari’at yang diperintahkan Tuhannya secara ketat selama hidupnya, seperti
shalat, puasa, zakat dan amaliah-amaliah bathin lainya
1. Nasab Silsilah Habib
H.Muhammad Barsih bin Ahmad Baderi bin Tanqir Ghawa Assegaf bersambung ke
Rasulullah Saw
الْحَبِيْب مًحَمَّدْ بَرْسِيْه بِنْ اَحْمَدْ بَدْريْ بِنْ تَنْقِرُ الْغَوَى بِنْ تَنْقِرُ الْغَوَى بِنْ اَبًوْ طَيْرٍمُحَمَّدْ بِنْ اَبًوْ طَعَامٍ اِبْرَاهِيْمَ بِنْ اَبُوْ بَكْرٍ الثَّاني بِنْ اَحْمَدْ صُحُف بِنْ مًحَمَّدْ جَميْلً الدِّيْن بِنْ اَبًوْ بَكْرٍ بِنْ حَسَنٍ بِنْ هَاشِمٍ بِنْ مًحَمَّد بِنْ عًمَرَ الصُّوْفِيِّ [عُمَرُ الصَّافِيّ] بِنْ عَبْدُ الرَّحْمن بِنْ مُحَمَّد بِنْ عَلِيٍّ بِنْ اَلْاِمَامً عَبْدُ الرَّحْمن اى وَلِيُّ الله الْفَقِّيْه الْمًقّدَّم الثانيّ السَّقَّافُ بِنْ سَيِّدِنَا مًحَمَّد مَوْلَى اَلدَّوِيْلَةِ بِنْ سَيِّدِنَا عَلِيٌّ صَاحِبُ الدَّرْكِ بِنْ سَيِّدِنَا عَلْوِىْ الْغُيُوْرْ بِنْ سَيِّدِنَا الْفَقِّيْه الْمًقّدَّم مًحَمَّد بِنْ سَيِّدِنَا علي الوالد االفقيه بن سَيِّدِنَا الامام مًحَمّدْ صاحب مرباط بن سَيِّدُنَا اَلْاِمَامُ علي خالع قسم بن سيدنا عَلْوِيْ با عَلَوِيٌّ بِنْ سَيِّدُنَا اَلْاِمَامُ مًحَمّدْ الصَّاحِبُ الصُّمْعَةُ بِنْ سَيِّدُنَا اَلْاِمَامُ عَلْوِيُ الْمُبْتَكِرُعَلَوِيّيْن بِنْ سَيِّدُنَا اَلْاِمَامُ عَبْدُاللهِ [عُبَيْدُالله الصَّاحِبُ الْعَرْضِيُّ] بنْ سَيِّدُنَا الْاِمَامُ أَحْمَدُ الْاَبَحُ الْمُهَاجِرُ بِنْ سَيِّدُنَا الْاِمَامُ عِيْسَى الرُّوْمِيُّ بِنْ سَيِّدُنَا الْاِمَامُ مًحَمّدٌ النَّاقِبُ بنْ سَيِّدُنَا اَلْاِمَامُ عَلِيُّ الْعُرَيْضِيُّ بِنْ سَيِّدُنَا اَلْاِمَامُ جعفر الصادق بن سَيِّدُنَا اَلْاِمَامُ مًحَمّدْ الباقر بِنْ سَيِّدُنَا اَلْاِمَامُ عَلِيُّ زَينُ الـعـابدين بن سَيِّدُنَا اَلْاِمَامُ الْحُسَيْنُ بنْ السَّيِّدِةُ فَاطِمَةُ الزَّهْرَاءُ بِنْتُ مًحَمّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِنْ عَبْدُ الله
2. Habib Muhammad Barsih bin Ahmad Baderi bin Tanqir Ghawa Assegaf Lahir
dan Masa Anak-anak
Habib H. Muhammad Barsih lahir di Kandangan, hari Jum'at, 30 Juli 1937
Masihi sekitar Jam 06 pagi atau bertepatan dengan 22 Jumadil Awal 1356 Hijeriyah
kota Kandangan, Kab. Hulu Sungai Selatan, Prov. Kalimantan Selatan.
Muhammad Barsih adalah anak pertama dan ia juga anak tunggal & anak semata wayang dari pasangan suami-isteri Habib Ahmad Baderi bin Tanqir Ghawa Assegaf dengan Masmurah binti H. Bustani dari pernikahan mereka diusia didini. Isteri H. Bustani bernama Mardiah (Diah). Tetapi Muhammad Barsih dari masa kanak-kanak, masa remaja hingga dewasa, handai tolan dan orang-orang disekitarnya memanggilnya "Barsih". ketika ia bekerja atau bertugas dipemerintahan dibidang kesehatan masyarakat maka orang-orang disekitarnya menggelarinya "Mantri Suntik" Ia termasuk duriat Sayyid Abu Bakar Lumpangi yang ke-8 yang ber FAM Ash-Shafy dari keluarga Aal -ALSAQQAF,
3. Habib Muhammad Barsih bin Ahmad Baderi Assegaf mendapatkan Pengajaran Agama
Habib Muhammad Barsih mendapatkan pengajaran Agama langsung dari :
-Masmurah ibunya, -Ahmad Baderi ayahnya, - H. Bustani dan Tanqir Ghawa kedua kakeknya.
Dan guru-guru agama disekitarnya. Sejak kecil hingga remaja iapun telah membekali dirinya dengan
giat belajar ilmu-ilmu agama kepada orang tuanya, kepada kakeknya dan pamannya
dan juga kepada orang lain tentang ilmu fiqih, ilmu akhlak, ilmu tauhid dan
ilmu hakekat. Oleh karenanya Dia pandai baca Al-Qur’an dan Bahasa Indonesia”
4. Riwayat pendidikan &
Profisi Habib Muhammad Barsih bin Ahmad Baderi bin Tanqir Gawa
Assegaf
Dimasa kecil hingga remajanya Muhammad Barsih bin Ahmad Baderi Assegaf
berada di bawah asuhan orang tuanya dan kedua kakeknya di Kandangan, ia giat belajar untuk sekolah, setelah menamatkan sekolah SR 6 tahun
dan SMP 3 tahun kemudian ia mengikuti pelatihan tenaga MEDIS bidang Kesehatan selama
1 tahun di Kandangan.
Pada mulanya ia setelah menamatkan selesai pelatihan tenaga MEDIS
bidang Kesehatan selama 1 tahun di Kandangan, Muhammad Barsih berprofi sebagai
Mantri suntik dan sunat yang ditugaskan diwilayah Kec. Loksado : Harantan-Lumpangi
ada Balai Kesehatan, di desa Tarbelimbing ada Balai Kesehatan Tarbelimbingm hingga
Loksado ada Balai Kesehatan (sekarang namanya Puskesmas) Loksado.
5. Sekilas kisah tentang Keluarga H. Bustani kakek Habib H.Muhammad Barsih bin Ahmad Baderi Assegaf
Kayi H.Bustani,
Kayi Sarman dan Masnah (Mama Masni jagau)
adalah 3 orang bersaudara.
Mereka salah satu dzuriah Datu Lumpangi dzuriat yang keenam tetapi dari pihak
perempuan. Dulu mereka memiliki tanah yang tidak jauh dari lokasi makam kubah
Datu Lumpangi di lokasi yang berbeda. Tanah Kayi Sarman berseberangan dengan
kubah, ia berprofisi Pandai besi (menitik parang) sedangkan dulu tanah H,
Bustani masih menyatu dengan tanah kampung Balai Ulin, tetapi akibat banjir
besar, sungai yang berada muka Balai Ulin membelah dua. Tanah H. Bustani
menjadi pulau /murung terjadi dihilir kubah. Ia berprofisi pedagang dan juga ia
pernah ditokohkan menjabat Penghulu di desa Kandangan Hulu, disekitar tahun 1920-1947-an.
Menurut ibu saya Hj. Masitah binti Salamat (umur 83 thn),
yang saya wawancarai dirumah Beliau di jalan Alfalah Kandangan
mengatakan, ia dari ucapan Mardiah isteri Kayi H. Bustani bahwa Kayi H. Bustani
ayahnya “Majeri” atau kakeknya “Dina” meninggal dunia ketika Habib Muhammad
Barsih berusia sekiar 10 tahun lebih
duduk di klas 3 SD
H. Bustani w.1947 Masihi dan Ia kawin dengan perempuan an. Datung
Diah (Mardiah) dan punya 2 anak perempuan yang cantik rupawan an. Masmurah dan
Basnah. Ketika dewasa Masmurah karena memiliki paras cantik rupawan, postur
tubuh yang bagus padat berisi dan tinggi kurang lebih 160cm maka ia termasuk
wanita idaman bagi anak-anak muda dimasanya. Ia menikah dengan Habib dan tanggal
30-07-1937Masih, Masmurah melahirkan seorang bayi laki-laki yang diberinama
“Muhammad Barsih”. atau Jum'at, 22 Jumadil Awal 1356H. Ia lahir di Kandangan
sekitar 09.00 pagi. Satu tahun kemudian Datung Diah ibunya Masmurah juga
melahirkan seorang anak laki-laki diberinama “Majeri”.
.
6.Sekilas perkawinan Habib Ahmad Baderi bin Tanqir Ghawa Assegaf dengan Masmurah binti H. Bustani diusia didini.
Menurut Folklor ceritra
Datu-datu dan nenek kami menyebutkan
bahwa Konon ketika
usia Ahmad Baderi antara 17-18 tahun, ia baru tamat SR (Sekolah Rakyat) 6
tahun, ia dikawinkan oleh orang
tuanya dengan seorang perempuan lebih muda darinya. Diawal tahun 1936 Masihi ia menikahi seorang
perempuan bernama Masmurah (usia
16-17 tahun) binti H. Bustani orang
Kandangan Hulu.
Mertuanya H. Bustani (w.1947M) aslinya orang Dayak Islam Lumpangi
dan berprofisi (Juragan bambu) pedagang Paring. Ia membeli dan mengumpulkannya
dari penjual yang berlabuh ke Kandangan. Ia membawa /malabuh lanting dari
Kandangan, ke Nagara hingga Kuin Banjarmasin.
Dan juga ia ditokohkan masyarakat Kandangan Hulu sebagai orang
yang punya pengetahuan agama Islam yang luas dan ia menjabat Penghulu di desa
Kandangan Hulu sekitar tahun 1920-1947-an. Ia punya 3 anak, salah satu anak
perempuan yang cantik rupawan an. Masmurah yang menjadi isteri Habib Ahmad
Baderi. Karena ia memiliki paras cantik rupawan, rambu ikal mayang, postur
tubuh yang bagus padat berisi dan tinggi kurang lebih 155-160cm lebih maka ia
termasuk wanita idaman bagi anak-anak muda dimasanya. Wanita ini dipinang dan
dikawini oleh Habib Ahmad Baderi bin Tanqir Ghawa Assegaf pada Januari 1936M
/Ahad, 24 Syawwal 1354H yang silam hingga ia hamil. Maka dalam kurun
waktu 9 bulan dan 9 hari, lahirlah seorang anak laki-laki pada tanggal
30-07-1937/Jum’at, 22 Jumadil Awal 1356H yang diberi nama “Muhammad Barsih”.
Perkawinan Habib Ahmad Baderi dan Masmurah, orang tua Muhammad
Barsih tidaklah bertahan lama, kurang lebih 3-4 tahun, perkawian mereka bubar,
menurut informasi yang saya dapatkan disalah satu pihak bahwa karena ada ikut
campur tangan dari pihak ketiga (pada keluarga itu sendiri) dalam membangun dan
membina sebuah keluarga.
7. Masa Remaja Habib Muhammad Barsih bin Ahmad Baderi Assegaf dan Pertemuan & perkenalannya dengan Masitah binti Salamat Gadis Dara Kayu Abang
Konon ketika usia Habib Muhammad Barsih 23 tahun, ia dikawinkan oleh orang tuanya dengan perempuan
bernama Masitah binti Salamat seorang gadis dara desa Kayu Abang.
Pertemuan
pertama Muhammad Barsih dengan Masitah, diawali pandangan pertamanya ketika
bersamaan ingin naik mobil taxi puar saat itu, ditaxian mobil Padang Batung.
ketika mobil akan berangkat menuju kota
Kandangan. Ketika itu Masitah dan keluarganya dari Paniungan desa Lokbahan
menuju Desa Kayu Abang sedangkan Habib dari Lumpangi menuju kota Kandangan
Perkenalan kedua Muhammad Barsih dengan Masitah, ketika ia tolak
maunjun (mamncing) iwak Papuyu ke Panggang Hijau Desa Kayu Abang, Tak sengaja
dan tak terbayang saat itu Masitah sedang menumbuk padi di muka rumahnya. saat
itu Masitah seorang janda muda yang belum disentuh oleh mantan suaminya dan
belum datang haid, ia cantik rupawan memikat hati yang dipersunting Habib.
Kemudian Muhammad Barsih melamar dan menikah sekitar awal tahun 1960M dengan
seorang wanita an. Masitah binti Salamat asal desa Kayu Abang, Kec. Angkinang. sedangkan
Salamat ayahnya asal orang Pakuan Kec. Telaga Langsat.
Hj. Masitah binti Salamat asal Desa Kayu Abang, lahir di Kayu
Abang tanggal 01-01-1940 Masihi, sekarang di tahun 2022 Masihi Beliau masih sehat
wal 'afiat, ia tinggal bersama anaknya disekitar anaknya yang lain. Semoga
Beliau diberikan Iman-Islam yang bertambah - tambah dan juga diberikan
kesehatan. Aamiin Aamiin Allahumma Aamiin.
8. Anak Keturunan Habib H.Muhammad Barsih bin Ahmad Baderi bin Tanqir
Ghawa bin Abu Thair Muhammad Assegaf
Kedua dari pasangan suami-isteri Habib H. Muhammad Barsih dengan Hj. Masitah binti Salamat. Pasangan ini dikaruniai 9 orang anak, 6 orang anak laki-laki dan 3 orang anak perempuan. Dari 9 anak yang dimaksud dengan nama :
- Habib Basuni (Meninggal saat kecil),
- Habib Baseraninoor perjaan swasta,
- Habib H.Hasan Baseri,S.Ag perjaan PNS,
- Habib H.Muhammad Nurdin Efendi perjaan PNS Guru (w. th.2012M),
- Syarifah Taniyah (Nia Kurnia) perjaan Wiraswasta,
- Syarifah Maimunah (Meninggal saat kecil),
- Habib Dzulkifli Lubis perjaan swasta,
- Syarifah Hj. Nursinah,S.Pd perjaan PNS Guru (w.th.2014M),
- Habib Muhammad Ariatim (Arya Nurhadi,S.Pd) perjaan PNS Guru
9. Seorang Ulama Ada yang diberi Ilmu Pengenalan terhadap dzurriat Nabi Muhammad Saw tanpa melihat silsilahnya
Ketika Muhammad Ariatim/ Arya Norhadi adik saya bersilaturrahmi
kepada saya, dia berceritera kepada saya
bahwa “ketika tahun 1996 terjadi perkenalan siswa baru dengan guru an. KH.
Marzuki menantu KH. Abu Hurairah bin KH. Muhammad Aini di sekolah Takhasus
Darul Ulum Pandai Kandangan kelas 1 Aliyah. Atim Arya Norhadi, kata guru KH.
Marzuki ; kau siapa nama. jawab saya Arya Norhadi asal Kandangan Hulu 2, lalu
beliau melihat sepintas ke wajah saya, lalu guru berkata ; kau habibkah jawab
ulun kada tahu, abah ulun asal orang Lumpangi. Ketika jam pulang beliau
berpesan lagi kayina cari'i silsilah nasabmu.“ Setelah itu hampir 26 tahun baru
ingat pesan gurunya KH. Marzuki, ternyata silsilahnya ketemu dan ada. Jadi ilmu
pengenalan dzuriat Nabi saw ini memang ada dan ada do'anya walaupun dzuriat
silsilah nasabnya itu mastur.
اِلْحَبِيْب مًحَمَّدْ اَرْيَاتِمْ بِنْ مًحَمَّدْ بَرْسِيْه بِنْ اَحْمَدْ بَدْريْ بِنْ تَنْقِرُ الْغَوَى بِنْ مُحَمَّدْ اي اَبًوْ طَيْرٍ بِنْ اِبْرَاهِيْمَ اي اَبًوْ طَعَامٍ بِنْ اَبُوْ بَكْرٍ بِنْ اَحْمَدْ صُحُفٍ بِنْ مًحَمَّدْ جَمَالً الدِّيْن بِنْ اَبًوْ بَكْرٍ بِنْ حَسَنٍ بِنْ هَاشِمٍ بِنْ مًحَمَّد بِنْ عًمَرَ الصُّوْفِيِّ بِنْ عَبْدُ الرَّحْمن بِنْ مُحَمَّد بِنْ عَلِيٍّ بِنْ اَلْاِمَامً عَبْدُ الرَّحْمن اى وَلِيُّ الله الْفَقِّيْه الْمًقّدَّم الثانيّ السَّقَّافُ
Dulu Lumpangi adalah sebuah desa yang terisolasi, desa yang jauh
dari pusat keramainan kota, bersih udaranya dan sangat sejuk, air sungai yang
bening, desaku terpencil yang sangat
sedikit penduduknya. Disaat malam hari cuacanya sangat dingin… Lumpangi nama
desaku. dan tempat lahirku dan tempat lahir datuk-nenekku, ia tempat tinggalku,
dan tempat ayahku dan datuk-nenekku di makamkan
Untuk sampai ke desa Lumpangi seseorang harus jalan kaki dari
Taxian mobil Pagat Batu (Batu Bini). Waktu itu jenis mobi taxi yang sampai ke Batu Bini ini adalah mobil jenis Jep dan
mobil Puar. Kedua jenis mobil inilah yang taxi pulang-pergi (PP) Kandangan –
Pagat. Batu.
Nah dari Pagat Batu inilah
jalan kaki menuju desa Lumpangi kurang lebih 6 jam memakan waktu lama kalau
berjalan normal melewati tepi sungai Kali Amandit. Ada beberapa desa yang
dilewati (sebagai terminal pejalan kaki untuk istirahat minum
dan makan di warung pada desa-desa tersebut) antara lain desa-desa yang
dilalui desa Bulanang, desa Muara
Hariang (Periangan), desa Halunuk, desa Basawar, desa Muara Bayumbung, desa
Harantan (Panggungan) desa Marikit dan kampung
Datar Tandui terus sampai Desa Lumpangi.
Tetapi Desa Lumpangi sekitar tahun 1991-1995 jalan tembus Kandangan ke Batulicin baru dibuat, dengan adanya akses jalan tersebut maka sepeda motor dan mobil bisa masuk dengan mudah ke desa Lumpangi.. Jalan tembus ini sangat berpengaruh banyak terhadap perekonomian masyarakat desa Lumpangi khususnya. Kemudian terjalilah pemekaran desa dan kecamatan, maka Desa Lumpangi menjadi Kecamatan Loksado.
Tidaklah banyak yang Penulis ketahui tentang kehidupan Bapak, sejak lahir sampai wafatnya. Penulis hanya berharap semoga Allah Swt mema’afkan dan mengampuni kesalahan Bapak, kesalahan – kesalahan kedua orang tua dia, kesalahan datuk-nenek dia, dan kesalahan – kesalahan orang-orang yang pernah dekat dengannya dan juga kesalahan – kesalahan dzuriat-dzurat dari anak-cucunya hingga akhir zaman begitu juga semoga Allah Swt mengampuni dosa-dosa kita dan orang-orang muslimin dan muslimat. Aamiin ! Aamiin Allahumma Aamiin.
Ia adalah salah seorang dzuriat yang ke-15 dari al Faqih al
Muqaddam al Tsani. yakni Habib Ahmad
Baderi bin Tanqir Ghawa bin Abu Thair Muhammad bin Abu Tha'am Ibrahim bin Abu
Bakar as-Tsani bin Ahmad Suhuf bin Muhammad Djamiluddin bin Abu Bakar bin Hasan
bin Hasyim bin Muhammad bin Umar as-Shufy bin Abdurrahman bin Muhammad bin ‘Aly
bin Sayyid Abdurrahman Assegaf bergelar al Faqih al Muqaddam al Tsani. ia
termasuk dzuriat Nabi Saw yang hidup di abad ke-19 Masihi.
Nah ketika ia mulai menamat SR inilah tanggal lahirnya ada perobahan
(Ijazah SR dimudai) atas saran Guru-gurunya, tujuannya untuk memudahkan mencari
pekerjaan nantinya. Perobahan tanggal lahirnya itu, ia diserahkan kepada
Gurunya agar pihak sekolah menerimanya dan iapun bisa melanjutkan sekolah. Oleh
karenanya tanggal lahirnya lebih muda 10 tahun dari asalnya.
11. Habib Muhammad Barsih bin Ahmad Baderi bin Tanqir Ghawa bin
Abu Thair Muhammad Assegaf Wafat
Muhammad Barsih Ia berprofi Pegewai Negeri Sipil (PNS ia bertugas sebagai
Mantri suntik yang ditugaskan di
Lumpangi hingga Loksado. Sekitar tahun
1975 an ia punya isteri kedua yang janda an. Sarimpay asal kampung Lambuk Hulu Banyu. Kala itu kami anak-anak
Baliau tinggal di Lumpangi tidak jauh dari makam Habib Abu Bakar Assegaf hanya
di halat Sungai Kali Amandit.
Dulu Lumpangi adalah sebuah desa yang terisolasi, desa yang jauh
dari pusat keramainan kota, bersih udaranya dan sangat sejuk, air sungai yang
bening, desaku terpencil yang sangat
sedikit penduduknya. Disaat malam hari cuacanya sangat dingin… Lumpangi nama
desaku. dan tempat tingglku, dan tempat ayahku di makamkan.
Habib Muhammad Barsih Assegaf wafat jam 09.00 pagi kena serangan jantung, Rabu.02 May 1978M/24 Jumadil Awwal 1398H di Hulu Banyu Balai Puskesmas Desa Datar Balimbing, mayatnya dibawa labuh dihari itu dengan rakit bambu ke Desa Lumpangi dan dimakamkan hari Kamis, 03 May 1978M di ds. Lumpangi...
Pada waktu itu kami baru naik kelas IV SDN Melati Ria Jambu Hilir Kandangan, dengan kepala Sekolahnya Bapak H.Ramsan dan Guru lainnya Ibu Darmi, Ibu Hj.Astaniah bapak Ruslan. Kami tinggal bersama Datuk Perempuan yang bernama Diah isteri H.Bustani Alm saat sekolah SD di SDN Melati Ria Jambu Hilir Kandangan tsb. Waktu itu kecil itu kami berusaha sendiri jadi buruh lepas, misalnya mengangkut Buluh atau Paring, mengikat riing Paring, mejajakan Is Mambu dan menjajakan Roti Pisang dan lainnya untuk ongkos sekolah.
Tidaklah banyak yang Penulis ketahui tentang kehidupan Habib H.Muhammad
Barsih bin Ahmad Baderi Assegaf, sejak ia lahir sampai wafatnya. Penulis
hanya berharap semoga Allah Swt mema’afkannya dan mengampuni kesalahannya,
kesalahan – kesalahan kedua orang tuanya, kesalahan datuk-neneknya, dan
kesalahan – kesalahan orang-orang yang pernah dekat dengannya dan juga
kesalahan – kesalahan dzuriat-dzurat dari anak-cucunya hingga akhir zaman
begitu juga semoga Allah Swt mengampuni dosa-dosa kita dan orang-orang muslimin
dan muslimat. Aamiin ! Aamiin Allahumma Aamiin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar