( الشيخ كشف الأنوار الفرداؤس بن محمد صالح )
Tahun 1902-1974M/1319-1394H
Dalam kaul yang lain/riwayat lain disebutkan bahwa KH. Kasypul Anwar Firdaus setelah mengambil thariqat ini sekitar 30 Maret tahun 1934M tersebut Beliau beberapa tahun kemudian pulang ke Indonesia. Dan juga kaul lain/riwayat lain disebutkan bahwa KH. Kasypul Anwar Firdaus setelah pulang menunaikan ibadah haji tahun ke 1365 Hijeriyah atau 1955 Masehi.Tetapi kaul kedua ini terbantahkan. Menurut Humaydi bin Kasypul Anwar Firdaus (anak Beliau) yang saya temui dan wawancarai dikediamannya bahwa menurut ceritera mama Humaydi : bahwa “KH. Kasypul Anwar Firdaus sudah berada di Alabio Amuntai sebelum tentara Jepang datang ke Indonesia.” Beliau baru mulai mengembangkan Thariqat al Junaidiyah ini kepada murid-muridnya yang bukan kalangan keluarganya.
KH. Kasypul Anwar Firdaus adalah seorang putra laki-laki dari keluarga Muhammad Shalih yang tinggal di Desa Banua Hanyar, Kecamatan. Alabio, Kab. Hulu Sungai Utara Amuntai, Kalimantan Selatan, Indonesia. Jarak tempat makam KH, Kasypul Anwar ini kurang lebuh 7 kilo meter dari Pasar Alabio menuju arah jalan ke Kec. Baberik.
Kasypul Anwar adalah seorang anak yang cerdas, punya ekeyo/otak berlian atau otak jennus dengan hoby suka membaca, lebih-lebih lagi menyukai ilmu agama, banyak guru yang mengajarinya, bahasa Arab, nahwu sharaf, ilmu fiqih dan ilmu agama lainnya. Kedua orang tuanya seorang tokoh terpandang di desanya dan kuat agamanya. Diusia yang sangat mudanya ia menjabat ketua Muhammadiyah di Desanya.
Pada tahun 1932M/1350H, ia berangkat dan didukung Keluarga Muhammad
Shalih mengirimnya untuk memperdalam menuntut ilmu agama ke Mekkah al
Mukarramah selama 7 tahun lebih dan (versi
lain meyebutkan selama 25 tahun). Ada yang mengatakan bahwa Muhammad Shalih mengirim Kasypul Anwar
Firdaus ke kota Mesir di Kairo. Ketika
berangkat ia dibekali satu karung besar beras dan perlengkapan lainnya untuk
dibawa. Di kota Kairo, beras tersebut dijadikan tepung. Tepung beras tersebut
dijadikan atau diolah makanan, yakni makan kue gambung yang berisi inti gula
aren manis. Kue sejenis itulah yang cocok dimakan disana selama beberapa bulan.
Menurut ceritra Kaspul Anwar tinggal di Gedung Tua milik penduduk yang sudah
lama tidak ditempati orang. Karena sudah dua orang menempati gedung tersebut
selalu meninggal dunia, sehingga orang-orang takut tinggal digedung tersebut.
Menurut ceritra mulut-kemulut Gedung tersebut dihuni oleh JEN. Pemilik Gedung itu membebaskan sewa
kepada Kasypul Anwar Firdaus selama ia suka menempatinya, ini anugrah dan
pertolongan Allah Swt kepada hambanya yang bener-benar menuntut keredlaan-Nya.
Setelah tiga tahun Kasypul Anwar Firdaus
ia tinggal dan belajar di Kota Mesir ini, di awal tahun ke-4
keberadaannya menuntut ilmu agama di kota ini, kemudian ia diijin oleh
guru-gurunya untuk menunaikan ibadah
haji ke Mekkah al Mukarramah.
Menurut Humaidy ceritra dari mamanya (isteri KH. Kasypul Anwar Firdaus) berkata bahwa "Pada waktu Jepang datang ke Indonesia KH. Kasypul Anwar Firdaus sudah berada dan lama di Banua Hanyar Alabio."
KH. Kasypul Anwar Firdaus adalah seorang Ulama Syari'at dan Hakekat dimasanya, ia dihormati dan disegani dan juga disayangi oleh masyarakat disekitarnya, terlebih lagi dicintai oleh murid-muridnya, dan juga sangat dicintai oleh generasi sanad silsilah sesudahnya. Ia juga orang yang pertama asal Kalimantan Selatan yang mengambil Thariqat Kaum al Junaidiyah pada Guru Sayyid Umar Ba Junaidi al Hadrami al Magriby di Mekkah al Mukarramah dan membawanya ke Kalimantan Selatan dan mengembangkannya. KH. Kasypul Anwar Firdaus bin Muhammad Shalih wafat tahun 1974M/1394H dimakamkan di depan halaman Masjid Jami'us Sa'adah arah kiblat Masjid, warna makam Beliau warna biru kehijauan, alamat Banua Hanyar Alabio Kab. Hulu Sungai Utara Amuntai, Kalimantan Selatan, Indonesia.
Sebagai Ulama Sufi KH. Kasypul Anwar Firdaus yang mengajar tatacaca pengamalan Thariqat dzikir al Junaidiyah, ia menyusun sebuah buku Risalah tentang thariqat yang disebarkannya yang diberinama "ARRISALAH UMDATUL JAMA'AH BI QALAMI FIRDAUS" Yang insya Allah dijadikan bahan rujukan bagi Jama'ah Thariqat al Junaidiyah al Bagdadiyah khususnya yang berada di pulau Kalimantan
Pada hari Jum'at tanggal 22 September 2006M, kami menemui Guru Masykur bin Abbas di Desa Kelua, Kec. Kelua, Kab. Tabalong. Beliau adalah satu-satunya murid dari KH. Kasypul Anwar Firdaus yang dapat diajak bicara dan masih sehat. Melalui ceritra Guru Masykur dan Humaidi bin Kasypul Anwar Firdaus inilah Penyusun Risalah Umdatul Hasanah ............ mendapatkan keterangan tentang Riwayat hidup atau Biografi an. KH. Kasypul Anwar Firdaus bin Muhammad Shaleh.
Pada hari Jum'at tanggal 22 September 2006M, kami menemui Guru Masykur bin Abbas di Desa Kelua, Kec. Kelua, Kab. Tabalong. Beliau adalah satu-satunya murid dari KH. Kasypul Anwar Firdaus yang dapat diajak bicara dan masih sehat. Melalui ceritra Guru Masykur dan Humaidi bin Kasypul Anwar Firdaus inilah Penyusun Risalah Umdatul Hasanah ............ mendapatkan keterangan tentang Riwayat hidup atau Biografi an. KH. Kasypul Anwar Firdaus bin Muhammad Shaleh.
- Murid – murid KH. Kasypul Anwar Firdaus
Sadatina al Junaidiyah Guru Masykur bin Abbas berkata kepadaku bahwa ada Sembilan orang murid utama dari KH. Kasypul Anwar Firdaus yang mendapat izin dan ijazah untuk mengembangkan Thariqat al Junaidiyah dimana saja tempat mereka mau boleh membai'at, mereka itu antara lain :
KH. Muhammad Qurtuby bin Khalid murid tertua
w.2002M/1423H Ds. Amuitai
Gr. Pa. Itay
Ds. Tebing Sering Kab. Tabalong
Gr. Abd. Shamad Ds.Tebing Sering Kab. Tabalong
Gr. Said
Ds. Bahaur Prov. Kalimantan
Tengah
Gr. Antin Udar Ds.Bahaur Prov. Kalimantan Tengah
Gr. Ibus Ds. Bilastan Prov. Kalimantan Tengah
Gr. Murjuni Kec.Kelua, Kab.Tabalong
Gr. Mahjuri
Ds. Tanjung, Kab. Tabalong
Gr. Masykur bin Abbas Ds. Kelua, Kec. Kelua, Kab. Tabalong
Tidak ada komentar:
Posting Komentar