Kamis, 02 Desember 2021

37. Biografi Syekh Kasyful Anwar Firdaus bin Muhammad Shaleh

BIOGRAFI SYEKH KH. KASYFUL ANWAR FIRDAUS BIN MUHAMMAD SHALEH

( الشيخ كشف الأنوار الفرداؤس بن محمد صالح )

 Tahun 1902-1974M/1319-1394H


Al Junaidiyah adalah nama sebuah Thariqat Sufi yang dinisbahka
 kepada  Abu  Qasim al Junaid al Bagdadi. Thariqat  Sufi   al Junaidiyah disebut juga Thariqat al Qaum, Thariqat ini   dibawa masuk ke Indonesia oleh KH, Kasypul Anwar Firdaus  bin      Muhammad  Shaleh sebelum tentara Jepang  datang ke Indonesia   Dan dikatakan orang bahwa ia mengambil Thariqat  ini tahun 1935M /1353H dari seorang Syekh yang bernama Sayyid Umar bin Abu Bakar Ba Junaidi asal Negeri Magribi sehabis  menunaikan Ibadah Haji.

Dalam kaul yang lain/riwayat lain disebutkan bahwa KH. Kasypul Anwar Firdaus  setelah mengambil thariqat ini sekitar 30 Maret tahun 1934M tersebut Beliau beberapa tahun kemudian pulang ke Indonesia.  Dan juga kaul lain/riwayat lain disebutkan bahwa KH. Kasypul Anwar Firdaus  setelah pulang menunaikan ibadah haji  tahun ke 1365 Hijeriyah atau 1955 Masehi.Tetapi kaul kedua ini terbantahkan. Menurut Humaydi bin Kasypul Anwar Firdaus (anak Beliau) yang saya temui dan wawancarai dikediamannya bahwa menurut ceritera mama Humaydi : bahwa “KH. Kasypul Anwar Firdaus  sudah berada di Alabio Amuntai sebelum tentara Jepang datang ke Indonesia.” Beliau baru mulai mengembangkan Thariqat al Junaidiyah ini kepada murid-muridnya yang bukan kalangan keluarganya.

KH. Kasypul Anwar Firdaus  adalah seorang putra laki-laki dari keluarga Muhammad Shalih yang tinggal di       Desa Banua Hanyar, Kecamatan. Alabio, Kab. Hulu Sungai Utara  Amuntai,  Kalimantan Selatan, Indonesia. Jarak  tempat makam  KH, Kasypul Anwar  ini kurang  lebuh 7 kilo meter dari Pasar Alabio menuju arah jalan ke Kec. Baberik.


Kasypul Anwar  adalah seorang anak yang cerdas, punya ekeyo/otak berlian atau otak jennus dengan hoby suka membaca, lebih-lebih lagi menyukai ilmu agama, banyak guru yang mengajarinya, bahasa Arab, nahwu sharaf, ilmu fiqih dan ilmu agama lainnya. Kedua orang tuanya seorang tokoh terpandang di desanya dan kuat agamanya. Diusia yang sangat mudanya  ia menjabat ketua Muhammadiyah di Desanya.


Pada tahun  1932M/1350H, ia berangkat dan didukung Keluarga Muhammad Shalih mengirimnya untuk memperdalam menuntut ilmu agama ke Mekkah al Mukarramah selama 7 tahun lebih dan (versi lain meyebutkan selama 25 tahun). Ada yang mengatakan bahwa  Muhammad Shalih mengirim Kasypul Anwar Firdaus  ke kota Mesir di Kairo. Ketika berangkat ia dibekali satu karung besar beras dan perlengkapan lainnya untuk dibawa. Di kota Kairo, beras tersebut dijadikan tepung. Tepung beras tersebut dijadikan atau diolah makanan, yakni makan kue gambung yang berisi inti gula aren manis. Kue sejenis itulah yang cocok dimakan disana selama beberapa bulan. Menurut ceritra Kaspul Anwar tinggal di Gedung Tua milik penduduk yang sudah lama tidak ditempati orang. Karena sudah dua orang menempati gedung tersebut selalu meninggal dunia, sehingga orang-orang takut tinggal digedung tersebut. Menurut ceritra mulut-kemulut Gedung tersebut dihuni oleh  JEN. Pemilik Gedung itu membebaskan sewa kepada Kasypul Anwar Firdaus selama ia suka menempatinya, ini anugrah dan pertolongan Allah Swt kepada hambanya yang bener-benar menuntut keredlaan-Nya. Setelah tiga tahun Kasypul Anwar Firdaus  ia tinggal dan belajar di Kota Mesir ini, di awal tahun ke-4 keberadaannya menuntut ilmu agama di kota ini, kemudian ia diijin oleh guru-gurunya untuk  menunaikan ibadah haji ke Mekkah al Mukarramah.

Di Mekkah al Mukarramah, sebelum berhajji bulan Dzul Qaidah tahun 1353H Kasypul Anwar Firdaus berguru kepada Syekh Sayyid Umar Ba Junaidi al Hadrami w.1354H/1936M.  tentang  ilmu tasauf. Sayyid Umar termasuk Ahlul Bait Rasulullah Saw dari Keluarga keturunan Abul Qasim al Junaidi asal Negeri Magrib (Maroko). Atas kesepakatan bersama antara Guru dan Muridnya, izajah dan bai'at thariqat sufi al Junaidiyah diberikan setelah Kasypul Anwar Firdaus menunaikan Ibadah Haji. Seperti yang disepakati bersama, sehabis berhaji Kasypul Anwar mengambil Bai'at dan Ijazah Tawajjuh Mutlaq dan dan juga menerima pelimpahan Talqin Dzikir kepada Syekh Sayyid Umar Ba Junaidi gurunya di depan Ka'bah. Dikatakan orang bahwa Bai'at itu diterima  pada bulan Maret tahun 1935M/ Dzul Hijjah 1353H, di tahun itu  jiwa dan raga Kasypul Anwar Firdaus  digodok – diolah dan ditempa oleh Syekh Sayyid Umar menjadi sosuk Ulama Shufi yang besar dan agung.

Menurut Humaidy ceritra dari mamanya (isteri KH. Kasypul Anwar Firdaus) berkata bahwa  "Pada waktu Jepang datang ke Indonesia KH. Kasypul Anwar Firdaus sudah berada dan lama di Banua Hanyar Alabio."

KH. Kasypul Anwar Firdaus  adalah seorang Ulama Syari'at dan Hakekat dimasanya, ia dihormati dan disegani dan juga disayangi oleh masyarakat disekitarnya, terlebih lagi dicintai oleh murid-muridnya, dan juga sangat dicintai oleh generasi sanad silsilah sesudahnya. Ia juga orang yang pertama asal Kalimantan Selatan yang mengambil Thariqat Kaum al Junaidiyah pada Guru Sayyid Umar Ba Junaidi al Hadrami al Magriby di Mekkah al Mukarramah dan membawanya ke Kalimantan Selatan dan mengembangkannya. KH. Kasypul Anwar Firdaus bin Muhammad Shalih wafat tahun 1974M/1394H dimakamkan di depan halaman Masjid Jami'us Sa'adah arah kiblat Masjid, warna makam Beliau warna biru kehijauan, alamat Banua Hanyar Alabio Kab. Hulu Sungai Utara  Amuntai, Kalimantan Selatan, Indonesia.

Sebagai Ulama Sufi KH. Kasypul Anwar Firdaus yang mengajar tatacaca pengamalan Thariqat dzikir al Junaidiyah, ia menyusun sebuah buku Risalah tentang thariqat yang disebarkannya yang diberinama "ARRISALAH  UMDATUL JAMA'AH BI QALAMI  FIRDAUS"  Yang insya Allah dijadikan bahan rujukan bagi Jama'ah Thariqat al Junaidiyah al Bagdadiyah khususnya yang berada di pulau Kalimantan 

Pada hari Jum'at tanggal 22 September 2006M, kami menemui Guru Masykur bin Abbas di Desa  Kelua, Kec. Kelua, Kab. Tabalong. Beliau adalah satu-satunya murid dari KH. Kasypul Anwar Firdaus yang dapat diajak bicara dan masih sehat. Melalui  ceritra Guru Masykur dan Humaidi bin Kasypul Anwar Firdaus inilah Penyusun Risalah Umdatul Hasanah ............ mendapatkan keterangan tentang Riwayat hidup atau Biografi an. KH. Kasypul Anwar Firdaus bin Muhammad Shaleh.

Pada hari Jum'at tanggal 22 September 2006M, kami menemui Guru Masykur bin Abbas di Desa  Kelua, Kec. Kelua, Kab. Tabalong. Beliau adalah satu-satunya murid dari KH. Kasypul Anwar Firdaus yang dapat diajak bicara dan masih sehat. Melalui  ceritra Guru Masykur dan Humaidi bin Kasypul Anwar Firdaus inilah Penyusun Risalah Umdatul Hasanah ............ mendapatkan keterangan tentang Riwayat hidup atau Biografi an. KH. Kasypul Anwar Firdaus bin Muhammad Shaleh.

  1. Murid – murid  KH. Kasypul Anwar Firdaus 

Sadatina al Junaidiyah Guru Masykur bin Abbas berkata kepadaku bahwa ada Sembilan orang murid  utama dari KH. Kasypul Anwar Firdaus yang mendapat izin dan ijazah untuk mengembangkan Thariqat al Junaidiyah dimana saja tempat mereka mau boleh membai'at, mereka itu antara lain :

KH. Muhammad Qurtuby bin Khalid murid tertua w.2002M/1423H Ds. Amuitai

Gr. Pa. Itay  Ds. Tebing Sering  Kab. Tabalong

Gr. Abd. Shamad Ds.Tebing Sering  Kab. Tabalong

Gr. Said  Ds. Bahaur  Prov. Kalimantan Tengah

Gr. Antin Udar Ds.Bahaur Prov. Kalimantan Tengah

Gr. Ibus Ds. Bilastan Prov. Kalimantan Tengah

Gr. Murjuni Kec.Kelua, Kab.Tabalong

Gr. Mahjuri  Ds. Tanjung,  Kab. Tabalong

Gr. Masykur bin Abbas  Ds. Kelua, Kec. Kelua,  Kab. Tabalong

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

A.Historis dan Nasab Dzuriat Datu Habib Lumpangi

  Oleh H.Hasan Basri,S.Ag bin H.M.Barsih Assegaf NASAB AHLU ALBAIT NABI BESAR MUHAMMAD SAW IBN ABDULLAH IBN ABDUL MUTHALIB DARI KELUARGA A...