Kamis, 24 November 2022

Destinasi objek wisata Loksado memiliki pesona dan keunikannya tersendiri, Desa Lumpangi masa kini

Oleh H.Hasan Baseri bin H.M.Barsih bin Ahmad Baderi

 


Destinasi objek wisata Loksado memiliki pesona dan keunikannya tersendiri yang merupakan bagian kawasan Pegunungan Meratus di Kabupaten Hulu Sungai Selatan, Kalimantan Selatan  memiliki banyak pesona alam yang luar biasa indah dan objek wisata. selain itu juga anda dapat menikmati bening dan sejuknya air pegunungan yang mengalir ke Sungai  Amandit serta riak-riak arus dari jeram atau riam  kecil yang cukup menarik hati.

“Destinasi” adalah area geografis sebagai lokasi yang dapat menarik wisatawan untuk tinggal secara sementara yang terdiri dari berbagai produk periwisata, sehingga membutuhkan berbagai prasarat untuk merealisasikannya.

Masing-masing destinasi itu memiliki pesona dan keunikannya masing-masing. Bila Anda belum sempat mengunjungi destinasi perbukitan batu Langara dan makam religi Habaib keluarga Assegaf Lumpangi Loksado, yang menawarkan keindahan alam luar biasa bagi siapa pun yang berkunjung mungkin tak ada salahnya menyiapkan rencananya sejak saat ini

Sementara destinasi objek wisata lain alam Loksado, berupa air Terjun Haratai berjarak sekitar sepuluh kilometer dari ibukota kecamatan dengan menyisir bukit ke arah pedalaman.

Ooh Lumpangi! Kau adalah desaku, desa tempat lahirku, kau tempat lahir  nenek dan kakekku, desa tempat tinggalku masa kanak-kanak hingga remaja. Lumpangi adalah sebuah desa yang ramah lingkungan, ia desa yang terisolasi, udaranya yang sejuk. air sungainya yang bening, ia jauh dari pusat keramaian kota kandangan, dulu jaraknya sangat jauh dari kota Kandangan, bisa ditempuh 6-7 jam  jalan kaki. dan belum bisa ditempuh dengan kendaraan roda dua atau roda empat. Tetapi sekarang desa Lumpangi bisa ditempuh anatara 20-25 menit dengan kendaraan roda dua atau roda empat dari kota Kandangan.

Ada sebagian  Keluarga Habib yang dulunya masih bertempat tinggal dekat areal makam di kampung  Balai Ulin. Keluarga itu adalah keturunan Habib Iberahim Abu Tha’am bin Abu Bakar as-Tsani bin  Ahmad Suhuf. Ia punya anak 3 orang yaitu an.Muhammad Abu Thair, Siti Khadijah dan Daud. Abu Thair Muhammad tinggal dekat Masjid, sedangkan kedua adiknya tinggal di kampung Balai Ulin. Kemudian anak Siti Khadijah an. Ahmad I’ing dan Hambali yang dulunya bertempat tinggal (rumah) dekat makam, dan karena merasa susah PP ke Lumpangi, harus menyeberangi sungai Kali Amandit, arus sungainya yang deras sedalam lebih dari 1 meter, menyeberangi dengan jalan kaki, atau menyeberangi dengan rakit  bambu  untuk samapai ke masjid dan ke pasar  dan juga di pasar ini untuk mencari keperluan hidup lainnya seperti  uyah, asam, acan dan timbaku. 

Maka setelah dibuatnya jembatan gantung penghubung antara desa Lumpangi dengan kampung muara Ahan. Maka kedua saudara ini Julak Ahmad I’ing dan Hambali pindah rumah dari kampung Balai Ulin ke kampung Muara Ahan. Maka kampung Balai Ulin kosong dari perumahan penduduk. Kekosongan itu terjadi sebelum Indonesi merdeka. Kemudian  Julak Ahmad I’ing dan Hambali (pa. Uut)  mendirikan sebuah rumah di tepi sungai Ahan. Rumah itu juga berada di tepi jalan Kandangan ke  Loksado. Dulu orang-orang yang dari Kandangan, apabila sampai dihulu kampung Datar Tandui, mereka menyeberang sungai Kali Amandit yang dangkal  dekat muara ahan, mereka  berjalan  meliwati halaman rumah Ahmad I’ing dan Hambali, tetapi bila air sungai dalam dan arusnya  deras mereka menyeberang lewat jembatan penghubung antara Lumpangi dengan muara Ahan. Dan mereka juga meliwati halaman rumah Ahmad I’ing bin H.Mastur dan Hambali bin H.Mastur ini.

Sejak kedua kakak beradik inilah pindah rumah, maka kampung Balai Ulin menjadi mati tak dihuni lagi oleh penduduk setempat, dan pusara / makam Habaib mulai tidak terawat lagi dengan baik. Dikampung Muara Ahan tahun 1974an sudah ada tempat pendidikan masyarakat yang dikenal “SR” yaitu Sekolah Rakyat. Bangunan SR dibangun dengan swadaya masyarakat dan honor Gurunya atas swadaya masyarakat.  Pasar lumpangi dulu berada dihulu masjid, sebagian para Pedagang  berjualan dihalaman rumah kami.

Konon keberadaan  pasar ini cukup lama  seiring  keberadaan  dibangunnya masjid.  Kemudian ada bantuan Pemerintah tahun 1974 untuk membangun pasar, untuk pembuatan tempat khusus jualan maka pasar pindah ke pantai dihalaman rumah Uus (Pa.Mawan) dan.dekat dengan Jembatan gantung. Jembatan gantung sedarhana dengan tali kawat baja yang diikatkan pada kaki batu langara, dan diseberangnya di beri dua tiang ulin dan ujun kawat baja diikatkan pada kayu ulin yang dibenam di dasar tanah pantai. Ujung tali itu ditutupi batu kali sebesar kepala setinggi 1 meter lebih. Lantai paring batangan, banyaknya antara 5-7 batang yang diikat dengan  tali haduk,paikat tali atau tali sumawi tempo dulu.

Dahulu sebelum terjadi pemekaran desa dan kecamatan bahwa Desa Lumpangi menjadi wilayah Kecamatan Padang Batung, Kabupaten Hulu Sungai Selatan. Untuk sampai ke desa Lumpangi seseorang harus jalan kaki dari Taxian mobil Pagat Batu (Batu Bini). Waktu itu jenis mobi taxi yang sampai  ke Batu Bini ini adalah mobil jenis Jep dan mobil Puar. Kedua jenis mobil inilah yang taxi pulang-pergi (PP) Kandangan – Pagat. Batu.  Nah dari Pagat  Batu inilah jalan kaki menuju desa Lumpangi kurang lebih 6 jam memakan waktu lama kalau berjalan normal melewati tepi sungai Kali Amandit.

Ada beberapa desa yang dilewati (sebagai terminal pejalan kaki untuk istirahat  minum  dan makan di warung pada desa-desa tersebut) antara lain desa-desa yang dilalui desa Batu Bini atau Batu Tambun terus desa Bulanang,  desa Muara Hariang (Periangan), desa Halunuk, desa Basawar, desa Muara Bayumbung, desa Harantan (Panggungan) desa Marikit dan kampung  Datar Tandui terus sampai Desa Lumpangi. Tetapi sekitar tahun 1991-1995 jalan tembus Kandangan ke Batulicin baru dibuat, dengan adanya  akses jalan tersebut maka sepeda motor dan mobil bisa masuk dengan mudah ke desa Lumpangi.. Jalan tembus ini sangat berpengaruh banyak terhadap perekonomian masyarakat desa Lumpangi khususnya. Kemudian terjalilah pemekaran desa dan kecamatan, maka Desa Lumpangi menjadi Kecamatan Loksado



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

A.Historis dan Nasab Dzuriat Datu Habib Lumpangi

  Oleh H.Hasan Basri,S.Ag bin H.M.Barsih Assegaf NASAB AHLU ALBAIT NABI BESAR MUHAMMAD SAW IBN ABDULLAH IBN ABDUL MUTHALIB DARI KELUARGA A...