Minggu, 28 Desember 2014

DUA TOKOH PENGEMBANG THARIQAT AL JUNAIDIYAH DI INDONESIA

DUA TOKOH PENGEMBANG THARIQAT AL JUNAIDIYAH DI INDONESIA

Al Junaidiyah adalah nama sebuah Thariqat Sufi yang dinisbahkan kepada  Abu  Qasim al Junaid al Bagdadi. Thariqat  Sufi al Junaidiyah ini dibawa  masuk ke Indonesia oleh KH, Kasypul Anwar Firdaus  bin Muhammad  Shaleh sebelum tentara Jepang  datang ke Indonesia. Dan dikatakan orang bahwa ia mengambil Tarekat  ini tahun 1935M/1353H dari seorang Syekh yang bernama Sayyid Umar Bajunaidi asal Negeri Magribi sehabis  menunaikan  Ibadah Haji.

1.Syekh KH, Kasypul Anwar Firdaus  bin Muhammad  Shaleh 1902-1974M/1316-1394H

KH, Kasypul Anwar Firdaus  adalah putra laki-laki dari keluarga Muhammad Shalih yang tinggal di Desa Banua Hanyar, Kec. Alabio, Kab. Hulu Sungai Utara  Amuntai, Kalimantan Selatan, Indonesia. Jarak  tempat makam  KH, Kasypul Anwar  ini kurang  lebuh 7 kilo meter dari Pasar Alabio menuju arah jalan ke Kec. Baberik. Kasypul Anwar  adalah seorang anak yang cerdas, punya ekeyo/otak berlian atau otak jennus dengan hoby suka membaca, lebih-lebih lagi menyukai ilmu agama, banyak guru yang mengajarinya, bahasa Arab, nahwu sharaf, ilmu fiqih dan ilmu agama lainnya. Kedua orangtuanya seorang tokoh terpandang di desanya dan kuat agamanya. Diusia yang sangat mudanya  ia menjabat ketua Muhammadiyah di Desanya.
Di usianya 28-30 tahun atau 1932M/1350H, ia berangkat dan didukung Keluarga Muhammad Shalih mengirimnya untuk memperdalam menuntut ilmu agama ke Mekkah al Mukarramah. Ada yang mengatakan bahwa  Muhammad Shalih mengirim Kasypul Anwar Firdaus  ke kota Mesir kairo, selama 7 tahun lebih. Setelah tiga tahun Kasypul Anwar Firdaus  ia tinggal dan belajar di Kota Mesir ini, kemudian ia diijin oleh gurunya untuk  menunaikan ibadah haji ke Mekkah al Mukarramah.
Di Mekkah al Mukarramah, sebelum berhajji tahun 1353H Kasypul Anwar Firdaus berguru kepada Syekh Sayyid Umar Bajunaidi al Hadrami w.1354H/1936M.  tentang  ilmu tasauf. Sayyid Umar termasuk Ahlul Bait Rasulullah Saw dari Keluarga keturunan Abul Qasim al Junaidi asal Negeri Magrib (Maroko). Atas kesepakatan bersama antara Guru dan Muridnya, izajah dan bai'at thariqat sufi al Junaidiyah diberikan setelah Kasypul Anwar Firdaus menunaikan Ibadah Haji. Seperti yang disepakati bersama, sehabis berhaji Kasypul Anwar mengambil Bai'at dan Tawajjuh Mutlaq dari Syekh Sayyid Umar Bajunaidi gurunya di depan Ka'bah. Dikatakan orang bahwa Bai'at itu diterima  pada bulan Maret tahun 1935M/ Dzul Hijjah 1353H, di tahun itu  jiwa dan raga Kasypul Anwar Firdaus  digodok – diolah dan ditempa oleh Syekh Sayyid Umar menjadi sosuk Ulama Shufi yan besar dan agung.
Menurut kaul yang lain/riwayat lain disebutkan bahwa setelah dua tahun berada di Mesir menempuh pendidikan KH. Kasypul Anwar Firdaus diperbolehkan menunaikan ibadah haji. Dibulan Haji ini Beliau mengambil thariqat ini Jum'at, 30 Maret tahun 1934M tersebut Beliau beberapa tahun kemudian setelah menyelesaikan pendidikannya di Mesir Kairo ia pulang ke Indonesia.
Setelah menyelesaikan study nya di Kota Mesir (Kairo) kurang lebih 7 tahun lamanya Syekh KH. Kasyful Anwar Firdaus pulang ke Kampung halamannya untuk mengamalkan ilmunya bersama keluaraga dan masyarakat ilmu yang diperoleh dari Timur Tengah  Kota Mesir (Kairo).
Menurut Humaidy ceritra dari mamanya (isteri KH. Kasypul Anwar Firdaus) berkata bahwa  "Pada waktu Jepang datang ke Indonesia KH. Kasypul Anwar Firdaus sudah berada dan lama di Banua Hanyar Alabio."
KH. Kasypul Anwar Firdaus  adalah seorang Ulama Syari'at dan Hakekat dimasanya, ia dihormati dan disegani dan juga disayangi oleh masyarakat disekitarnya, terlebih lagi dicintai oleh murid-muridnya, dan juga sangat dicintai oleh generasi silsilah sesudahnya. Ia juga orang yang pertama asal Kalimantan Selatan yang mengambil Thareqat al Junaidiyah pada Guru Sayyid Umar Bajunaidi al Magriby di Mekkah dan membawanya ke Kalimantan Selatan dan mengembangkannya. KH. Kasypul Anwar Firdausbin Muhammad Shalih wafat tahun 1974M/1394H dimakamkan di depan halaman Masjid Jami'us Sa'adah arah kiblat Masjid, warna makam biru kehijauan, alamat Banua Hanyar Alabio Kab. Hulu Sungai Utara  Amuntai, Kalimantan Selatan, Indonesia.
a. Murid-murid KH. Kaspul Anwar al Firdaus
Ada Sembilan orang murid  utama dari KH. Kasypul Anwar Firdaus yang mendapat izin dan ijazah untuk mengembangkan Thareqat al Junaidiyah dimana saja tempat mereka mau boleh membai'at, mereka itu antara lain :
  1. KH. Muhammad Qurtuby bin Khalid murid tertua w.2002M/1423H Ds. Amuitai.
  2. Gr. Pa. Itay  Ds. Tebing Sering  Kab. Tabalong
  3. Gr. Abd. Shamad Ds.Tebing Sering  Kab. Tabalong
  4. Gr. Said  Ds. Bahaur  Prov. Kalimantan Tengah
  5. Gr. Antin Udar Ds.Bahaur Prov. Kalimantan Tengah
  6. Gr. Ibus Ds. Bilastan Prov. Kalimantan Tengah
  7. Gr. Murjuni Ds. Kelua, Kec. Kelua,Kab.Tabalong
  8. Gr. Mahjuri  Ds. Tanjung,  Kab. Tabalong
  9. Gr. Masykur bin Abbas  Ds. Kelua, Kec. Kelua,  Kab. Tabalong 

b. Daerah Pengembangan Thariqat Al Junaidiyah
Adapun  Rote perjalanan masa KH. Kasypul Anwar Firdaus dengan Sepeda Ralehnya    dalam Pengembangan  dan  penyebaran Thariqat al Junaidiyah menuju Daerah adalah :
1.      Ds. Banua Hanyar, Alaio, Amuntai
2.      Ds.  Kelua dan sekitarnya
3.      Ds. Tebing Sering  Kab. Tabalong
4.      Ds. Tanjung Kab. Tabalong
5.      Ds. Bahaur  Prov. Kalimantan Tengah
6.      Ds. Bilastan Prov. Kalimantan Tengah

c. Pengembangan  Thariqat al Junaidiyah di masa Pemerintahan Belanda dan Jepang
Kaum penjajah Belanda dan Jepang melarang ummat Islam mempejajari ajaran Tauhid dan Thareqat Islam. Hal ini dikuatirkan oleh Pemerintahan Belanda dan Jepang kalau semua masyarakat mengamalkan ajaran Tauhid dan Thareqat Islam, maka mereka  tiada takut mati dengan peloro senapan dan senjata tajam, mereka bangkit untuk jihad, memusuhi Pemerintahan Belanda dan Jepang. Oleh karena itulah Pemerintahan Belanda dan Jepang melarang para Ulama Islam mengajarkan Tauhid dan Thareqat Islam. Bila ada para Ulama yang mengajarkan Tauhid dan Thareqat Islam dan ketahuan dari Pemerintahan Belanda,  mereka akan ditangkap dan dianggap pemberuntak. Oleh karenanya Ulama sangat berhati-hati sekali, secara sembunyi-sembunyi dalam mengajarkan kedua ilmu agama tersebut.Mengapa Thariqat al Junaidiyah al Bagdadiyah baru bergabung menjadi Thariqat  yang Mu'tabarah nomor urut yang ke 45 ditahun 2000M/1421H ? Jawabnya adalah :
1.      Mu'tamar/Kongres at Thariqah al Mu'tabarah an Nahdliyah Indonesia pertama tahun 1957M/1377H di Pondok Tegalrejo Magelang Jawa Tengah, menghasilkan jumlah thariqat Sufi yang disahkan dan diakui ada 44 macam jenis thariqat.
2.      Abuya  KH. Kasypul Anwar Firdaus pulang kemabali dari Mekkah al Mukarramah atau Mesir Kairo setelah 7 tahun mengaji disana, dan membawa Thariqat al Junaidiyah al Bagdadiyah ke Desa Banua Hanyar Alabio, Amuntai, Kalsel. Penyebaran Thariqat Islam saat itu dilarang Pemerintahan Belanda yang berkuasa ketika itu, oleh sebab itu hamper tiga puluh tahun Thariqat al Junaidiyah tiada mengembangkan sayapnya secara terang-terangan atau secara terorganisir, apalagi samapai ke luar Pulau Kalimantan.
3.      Pulau Kalimantan khususnya Kalimantan Selatan merdeka tahun 1949M, Pada saat itu Organisasi  Thariqat al Junaidiyah al Bagdadiyah belum dibentuk, belum ada yang kelihatan di tahun 1957M /1377H tersebut atau hibungan  dengan Pulau Jawa belum terjalin hingga pada Kongres at Thariqah al Mu'tabarah an Nahdliyah Indonesia pertama Jama'ah Pengamal Thariqat al Junaidiyah al Bagdadiyah tidak ikut atau tidak diundang. 


2. KH. Muhammad Qurtuby bin Khalid Kalimantan (1918-2002M/1337-1423H)

Dia menulis nama panjangnya pada muka Risalah Aurad Thareqat al Junaidiyah yang dia tulis tangannya sendiri  yaitu H. Muhammad Qurtuby bin Khalid Kalimantan. Dia menjabat Khalifah TharIqat al Junaidiyah al Bagdadiyah  mulai tahun 1975M. Dia  Kelahiran tahun 1918M di Desa Penyiuran kota Amuntai  Kab. Hulu Sungai Utara. Beliau telah banyak menimba ilmu Syari'at dan ilmu Hakekat terutama dari Gurunya yakni  KH. Kasypul Anwar Firdaus di Desa Banua Hanyar, Kec. Alabio, Kab. Hulu Sungai Utara  Amuntai, Prov. Kalsel













Beliaulah yang pertama memperkenalkan TharIqat al Junaidiyah al Bagdadiyah secara utuh pada masyarakat Indonesia (seluruh Jama'ah Thareqat al Mu'tabarah an Nahdliyah Indonesia tahun 2000M), yang sebelumnya hanya faham aliran Tasauf al Junaid  saja  yang disampaikan para Ulama pada mereka dan masyarakat Indonesia ikuti.

Beliau telah banyak berjasa dalam pengembangan TharIqat al Junaidiyah al Bagdadiyah dan memperjuangkan agar TharIqat al Junaidiyah al Bagdadiyah menjadi TharIqat Mu'tabarah yaitu TharIqat yang diakui. Yang akhirnya Thariqat al Junaidiyah al Bagdadiyah diterima dan bergabung dengan al Jam'iyah al ahli  at Thariqah al Mu'tabarah an Nahdliyah Indonesia pada Kongres ke IX di kota Pekalongan Jawa Tengah tahun 2000M/ 1377H dan terdaftar dengan nomor urut ke 45.

Sebelum KH. Muhammad Qurtuby bin Khalid wafat, Kedudukan Khalifah TharIqat al Junaidiyah al Bagdadiyah di Kota Palangkaraya. Di kota inilah Pusat Organisasi TharIqat al Junaidiyah al Bagdadiyah berdiri dan berkembang, alamat dulu Jalan Mandawai IV/a Palangkaraya. Pada saat itu keberadaan TharIqat al Junaidiyah al Bagdadiyah dikota itu di dukung oleh Pemerintah setempat, sehingga perkembangan TharIqat ini begitu cepat menyebar diwilayah ini. Khalifah TharIqat al Junaidiyah al Bagdadiyah KH. Muhammad Qurtuby bin Khalid wafat hari  Rabu, tanggal 17 Juli 2002M/6 Rabi'ul Awwal 1423H. Beliau dimakamkan di Jalan RTN Malino 5 Km masuk dari Bendara Palangkaraya yaitu tepatnya di samping Pesanterin Tahfizul Qur'an dan Masjid Raudatul Jannah  asuhan H. Materan.

Dari Beliau telah lahir Generasi- generasi Utama Jama'ah Pengamal TharIqat  al Junaidiyah al Bagdadiyah yang berkualitas yang dapat membimbing Ummat. Ummat yang lebih mengutamakan akhirat, Ummat yang menjalankan Syari'at Muhammad Rasulullah Saw. Ummat yang kontinyu mengamalkan Thareqatnya.

Generasi- generasi Utama Jama'ah Pengamal TharIqat Qaum al Junaidiyah al Bagdadiyah yang dimaksud adalah murid – murid  Beliau an. :

 a. Murid-murid KH. Muhammad Qurthuby  an :
1.      Gr. KH. Jumberi Ma'shum Bihara Balangan Kalsel W.2007M
2.      Gr. KH. Mahran Yasin Km. 3 Banjarmasin Kalsel
3.      Gr. Kiayi Mahjuri Dalam Pagar Martapura Kalsel
4.      Gr. Kiayi Muhammad Syukri HS Jorong Pelaihari Kalsel W.2003M
5.      Gr. KH. Arbandigana Kalimantan Tengah
6.      Gr. KH. Timidzi Bihara Balangan Kalsel (sudah Wafat)
7.      Gr. KH. Satria Ds. Ampukung Kelua Tanjung Kalsel
8.      Gr. Hj. Fauziah (Isteri KH. Satria) Ds. Ampukung, Kelua Kalsel
9.      Gr. H.Abdullah Kalimantan Tengah
10.  Gr. KH. Muhammad Subli  Saberi Kalimantan Tengah
11.  Gr. H. Supiyan  Ds. Panyiuran, Amuntai Kalsel
12.  Gr. Drs. Husen Kalimantan Tengah
13.  Gr. H. Mahdian Kalimantan Tengah
14.  Gr. H. Muhammad Ali Kalimantan Tengah
15.  Gr. H. Muhammad Noor Kalimantan Tengah
16.  Gr. H. Suriani Kalimantan Tengah
17.  Gr. Habib Yahya Ahyadi Kalimantan Tengah
18.  Gr. Kaspul Anwar Kalimantan Tengah
19.  Gr. Mansyur Arifin Kalimantan Tengah
20.  Gr. Shalih Kalimantan Tengah

Daftar Bacaan :
-          Ar Risalah Bahjatul 'Abid lil Jama'ah Thareqat  al Junaidiyah
-          Hasil Mu'tamar ke IX tahun 2000
-          Kasaf al Mahjub ..... Syekh  Ali bin Usman al Jullabi al Hujwir
-          Kitab Inseklopedi Tasawuf................................
-          Kitab Tanbihul Mugtarin.....Kr. Abd. Wahhab asy Sya'rani
-          Makalah Mengenal Thareqat Panduan Pemula mengenal jalan menuju Allah Ta'ala
-          Hasil Informan (wawancara dengan keluarga, murid dan guru TQ al Junaidiyah) 2006
-          Kitab Tanwirul Qulub

-          Artikel-artikel lainnya


2 komentar:

  1. Assalamu'alaikum, Ustad. Saya Cecep Z.E. dosen di IAIN Palangkaraya.
    Ulun sedang meneliti tentang sejarah perkembangan Tarekat Junaidiyah.Ulun bermaksud ingin menggali informasi lebih jauh tntang sejarah tarekat junaidiyah. Bila pian berkenan, boleh lah minta alamat atau nomor yg bisa dihubungi ?
    Berikut email ulun: cecepelbilad@gmail.com
    Sebelumnya ulun sampaikan terima kasih.
    Wassalamu'alaikum.

    BalasHapus
  2. Untuk no 7 dan 8 Tuan Guru KH. Satria (beserta istri beliau) berasal dari Desa Ampukung, Kelua. Bukan Ampulungan. Mohon Ampun Maaf.

    BalasHapus

A.Historis dan Nasab Dzuriat Datu Habib Lumpangi

  Oleh H.Hasan Basri,S.Ag bin H.M.Barsih Assegaf NASAB AHLU ALBAIT NABI BESAR MUHAMMAD SAW IBN ABDULLAH IBN ABDUL MUTHALIB DARI KELUARGA A...